BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang masalah
Pada
perusahaan manufaktur terdapat perbedaan dengan perusahaan dagang, perbedaan
itu muncul karena terdapat perbedaan dalam sifat operasinya. Ciri pokok operasi
perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu
barang dagang yang dibelinya. Dengan kata lain, perusahaan dagang tidak
melakukan proses produksi, sehingga barang yang dibeli langsung dapat di jual.
Dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam
perusahaan dagang relatif lebuh mudah.
Operasi
perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena perusahaan
manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Dalam perusahaan
manufaktur, penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok
penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit. Perusahaan
manufaktur harus menggagbungkan harga bahan yang dipakai, dengan biaya tenaga
kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang
siap untuk dijual.
Didalam
perusahaan manufaktur juga terdapat jurnal penutup. Jurnal Penutup yang
dimaksud adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
menutup rekening-rekening nominal/sementara. Akibat penutupan ini maka
rekening–rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
2.
Rumusan masalah
Berdaasarkan latar belakang
tersebut, masalah-masalah yang di bahas dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana
membuat laporan keuangan perusahaan
manufaktur?
2. Apa
fungsi jurnal penutup?
3.
Tujuan
Adapun tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui cara membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur.
2. Untuk
mengetahui fungsi jurnal penutup.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Laporan keuangan
Laporan keuangan
perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang.
Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok
Penjualan di Laporan Rugi-Laba.
2.1.1 Neraca
Perbandingan Neraca
Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Neraca
sebagian
31
Desember 2005
|
|
Perusahaan
Manufaktur
Neraca
sebagian
31
Desember 2005
|
|||
Aktiva Lancar:
|
|
|
Aktiva Lancar:
|
|
|
Kas
|
Rp 1.000
|
|
Kas
|
|
Rp 1.200
|
Piutang
(bersih)
|
13.000
|
|
Piutang
(bersih)
|
|
4.000
|
Persediaan Barang Dagangan
|
9.000
|
|
Persediaan:
|
|
|
Sewa Dibayar
di Muka
|
2.900
|
|
Barang
Jadi
|
Rp
15.000
|
|
|
25.900
|
|
Barang
Dalam Proses
|
18.000
|
|
|
|
|
Bahan
Baku
|
9.000
|
|
|
|
|
|
|
42.000
|
|
|
|
Sewa Dibayar di Muka
|
|
1.600
|
|
|
|
|
|
48.800
|
2.1.2 Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok
Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan
Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Laporan
Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
|
|
Harga Pokok Penjualan:
|
|
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari
…………
|
Rp 10.000
|
(+) Pembelian Bersih …………………..……………
|
99.250
|
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………
|
Rp 109.250
|
(-) Persediaan Barang Dagangan 31
Desember …
|
9.000
|
Harga Pokok Penjualan …………………………….
|
Rp 100.250
|
|
|
|
|
Perusahaan Manufaktur
Laporan
Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
|
|
Harga Pokok Penjualan:
|
|
Persediaan Barang Jadi 1 Januari
………………….
|
Rp 12.000
|
(+) Harga Pokok Produksi (lihat
skedul) ……………
|
688.000
|
Barang Tersedia Untuk Dijual
……………………….
|
Rp 700.000
|
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember
………….
|
15.000
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 685.000
|
|
|
Komponen yang berbeda digambarkan secara
skematis sbb:
Perusahaan Dagang:
Persediaan Barang + Pembelian -
Persediaan Barang =
Harga Pokok
Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan
Perusahaan
Manufaktur:
Persediaan Barang +
Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok
Jadi (Awal)
Produksi Jadi (Akhir) Penjualan
Pada
perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok
produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja,
sedangkan rinciannya disajikan dalam Laporan
Harga Pokok Produksi.
2.1.3 Harga pokok produksi
Contoh Laporan Harga
Pokok Produksi (merupakan
lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2005
|
|||
Persediaan
Barang Dalam Proses 1 Januari …………………..
|
Rp 10.000
|
||
Ditambah:
|
|
|
|
Bahan
Baku:
|
|
|
|
Persediaan 1 Januari ………………..
|
Rp 5.000
|
|
|
Ditambah: Pembelian ……………….
|
100.000
|
|
|
Tersedia Dipakai …………..………...
|
105.000 105
|
|
|
Dikurangi : Persediaan 31 Desember
|
9.000
|
|
|
Bahan Baku Dipakai ………………………………..
|
Rp 96.000
|
|
|
Biaya Tenaga Kerja
Langsung …………………….….
|
200.000
|
|
|
Biaya
Overhead Pabrik:
|
|
|
|
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..……
|
Rp 50.000
|
|
|
Listrik dan Air …………………………
|
140.000
|
|
|
Bahan Habis Pakai Pabrik ………….
|
30.000
|
|
|
Penyusutan Gedung Pabrik ………...
|
120.000
|
|
|
Penyusutan Mesin …………………...
|
60.000
|
|
|
Total Biaya Overhead Pabrik ………………………
|
400.000
|
|
|
Total Biaya Produksi
tahun ini ……………………………………
|
696.000
|
||
Total
Biaya Barang Dalam Proses …………………………………
|
706.000
|
||
Dikurangi:
|
|
|
|
Persediaan Barang
Dalam Proses 31 Desember ……………..
|
18.000
|
||
Harga
Pokok Produksi ………………………………………………
|
688.000
|
||
|
|
|
|
Biaya
produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost
of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya
tersebut terdiri dari:
ü Biaya
Bahan Baku (disingkat BBB)
ü Biaya
Tenaga Kerja Langsung ( disingkat
BTKL)
ü Biaya
Overhead Pabrik (disingkat BOP)
2.1.3.1 Biaya Bahan Baku
- Biaya
Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi
pokok yang terdapat pada barang jadi.
- Bahan
baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.
- Bahan
baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.
2.1.3.2 Biaya Tenaga Kerja
Langsung
- Tenaga
kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap
proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun
dengan bantuan mesin.
- Tenaga
kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya
tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya
Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada
tenaga kerja langsung.
2.1.3.3 Biaya Overhead
Pabrik
- Biaya
Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan,
yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
- Biaya-biaya
yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
ü Biaya
tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian
reparasi, dll
ü Biaya
bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan,
tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada
barang jadi.
ü Biaya
penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll
2.1.4
Rekening-rekening
khusus dalam perusahaan manufaktur
Rekening-rekening dalam buku
besar sebuah perusahaan manufaktur,biasannya lebih banyak bila dibandingkan
dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal ini disebabkan oleh
sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan perusahaan dagang. Namun demikian,sebagian besar rekening yang terdapat
dalam perusahaan dagang dijumpai juga dalam perusahaan manufaktur,seperti
rekening kas,piutang dagang,penjualaan dan sebagainnya.
Beberapa rekening yang
khusus dijumpai dalam perusahan manufaktur,antara lain: perlengkapan
pabrik,biaya pemakaian pelengkapan pabrik,persedian bahan baku, pembelian bahan
baku, persedian barang dalam proses,persedianaan barang jadi,dan barang proses.
Berikiut ini akan dijelaskan beberapa rekening yang biasa dijumpai dalam
perusahaan manufaktur.
2.1.4.1 Rekening pembelian bahan baku
Apa
bila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum(sistem persediaan periodic). Untuk
kegiatan manufaktur,makan semua bahan langsung dicatat dengan mendebet rekening
pembelian bahan baku.apa bila perusahaan mengunakan sistem vocher,maka dalam
vocher register bias disediakan kolom khusus untuk pendebetan kedalam rekening
pembelian bahan baku ini.hal yang sama juga
bias dilakukan bila perusahaan menggunakan
jurnal khusus.dengan cara ini,maka kita cukup membukukan sekali dalam sebulan
dari total kolom khusus yang terdapat dalam vocher registeratau jurnal khusus.
2.1.4.2 Rekening ikhtisar biaya produksi
Dalam
perusahaan manufaktur biasa nya digunakan satu buah rekening untuk
menampung pembebanan semua biaya
produksi,baik biaya produksi langsung maupun tidak lansung. Rekening ini
didebet dengan biaya pemakaian bahan baku(kredit: rekening pembelian bahan
baku),biaya tenagan kerja(kredit: rekening biaya tenaga kerja),dan biaya
overhead pabrik(kredit:rekening overhead pabrik).pada akhir tahun,melalui
jurnal penutup rekening ini dikerdit
dengan persedian akhir bahan baku,persedian akhir barang dalam proses,dan
sisanya dipindahkan kerekening rugi-laba.jumlal yang dipindahkan kerekening
rugi-laba ini mencerminkan harga pokok barang yang selesai diproduksi pada
priode yang bersangkutan
2.1.4.3 Rekening persedian bahan baku
Apabila
perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum,maka persedian bahan baku yang ada dalam persediaan(yang ada digudang)
harus ditentukan dengan cara melakukan
perhitungan fisik atas persediaan. Jumlah persediaan yang ditentukan melalui
perhitungan fisik tersebut, kemudian melelui jurnal penutup dicatat didalam
rekening persediaan bahan baku.jumlah saldo pada akhir priode yang Nampak dalam
rekening ini, akan menjadi saldo awal untuk priode berikutnya.
2.1.4.5 Rekening persediaan barang dalam
proses
Setiap
perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sejumlah barang yang masih berada dalam proses
pengerjaan.barang-barang yang masih dalam keadaan belum selesai dikerjakan yang
ada pada akhir priode disebut persedian barang dalam proses.apa bila perusahaan
mengunakan sistem akuntasi umum,maka penentuaan jumlah barang dalam proses priode dilakukan melalui
perhitungan fisik.selanjutnya dengan jurnal penutup jumlah persediaan akhir barang proses
tersebut dipindahkan kerekening persediaan barang dalam proses.
2.1.4.6 Rekening persediaan barang jadi
Persediaan
barang jadi dalam sebuah perusahan manufaktur hampir sama dengan persediaan
barang dagangan dalam sebuah perusahaan dagang: keduannya merupakan barang yang
sudah siap dijual.perbedaannya ialah bahwa persediaan barang dagangan diperoleh
melalui pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melelui proses
prodiksi.
Apabila
perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum,maka penentuan persediaan akhir
barang jadi dilakukan melalui perhitingan fisik barang jadi pada akhir tahun.
Selanjutnya melalui jurnal penutup,hasil perhitungan tesebut dicatat dengan
mendebet rekening persediaan barang jadi dan mengkredit rekening
rugi-laba.seperti halnya rekening persediaan yang lain,rekening persedianaan
barang jadi akan menjadi catatan persediaan barang jadi yang ada pada akhir
suatu priode, dan menjadi persediaan awal untuk priode berikutnya.
Ketiga
rekening persediaan yang telah diuraikan diatas,yakni persediaan bahan
baku,persediaan barang dalam proses,dan persediaan barang jadi dilaporkan di
neraca pada kelompok aktiva
lancer.rekening perlengkapan pabrik juga merupakan suatu rekening aktiva yang
digolongkan sebagai aktiva lancer.
2.1.5 SIKLUS AKUNTANSI
§ Siklus
akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.
§ Akuntansi
perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
ü Rekening
Persediaan Bahan Baku hanya
digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal
maupun akhir periode.
Transaksi
pembelian Bahan baku tidak dicatat ke
rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:
Mei
|
17
|
Pembelian Bahan Baku
Kas / Utang Dagang
|
Rp 100.000
|
Rp 100.000
|
ü Rekening
Persediaan Barang Dalam Proses hanya
digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal
maupun akhir periode.
ü Rekening
Persediaan Barang Jadi hanya
digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.
§ Jurnal
penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk
perusahaan dagang.
§ Neraca
Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur
untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom
untuk skedul harga pokok produksi.
§ Contoh Neraca Lajur
Sebagian:
Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2005
|
||||||||
Nama Rekening
|
NSSD
|
Harga Pokok Poduksi
|
Laporan Rugi-Laba
|
Neraca
|
||||
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
Debit
|
Kredit
|
|
Persediaan Barang
Jadi
|
12.000
|
|
|
|
12.000
|
15.000
|
15.000
|
|
Persed. Barang Dlm.
Proses
|
10.000
|
|
10.000
|
18.000
|
|
|
18.000
|
|
Persediaan Bahan Baku
|
5.000
|
|
5.000
|
9.000
|
|
|
9.000
|
|
Pembelian Bahan Baku
|
100.000
|
|
100.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Tenaga Kerja
Lgsg.
|
200.000
|
|
200.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Tenaga Kerja
Tak Lgsg.
|
50.000
|
|
50.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Listrik dan Air
|
140.000
|
|
140.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Bahan Habis
Pakai
|
30.000
|
|
30.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Penyst. Gedung
Pabrik
|
120.000
|
|
120.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Penyst. Mesin
|
60.000
|
|
60.000
|
|
|
|
|
|
Biaya Pemasaran
|
40.000
|
|
|
|
40.000
|
|
|
|
Penjualan
|
|
1.500.000
|
|
|
|
1.500.000
|
|
|
|
……….
|
………..
|
715.000
|
27.000
|
|
|
|
|
Harga Pokok Produksi
|
|
|
|
688.000
|
|
|
|
|
|
|
|
715.000
|
715.000
|
|
|
|
|
2.2 JURNAL PENUTUP
Jurnal
penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam
perusahaan manufaktur, rekening Harga
Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua rekening yang akan dilaporkan
di Skedul Harga Pokok Produksi.
Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.
Contoh:
Des.
|
31
|
Harga Pokok Produksi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Pembelian Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya Listrik dan Air
Biaya Bahan Habis Pakai
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
Biaya Penyusutan Mesin
(untuk menutup
rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan
rekening-rekening Biaya produksi)
|
Rp 715.000
|
Rp 10.000
5.000
100.000
200.000
50.000
140.000
30.000
120.000
60.000
|
|
31
|
Persediaan Barang
Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Harga Pokok Produksi
(untuk mencatat persediaan
akhir barang dalam proses dan bahan baku)
|
Rp 18.000
9.000
|
Rp 27.000
|
|
31
|
Persediaan Barang
Jadi
Penjualan
Ikhtisar Rugi-Laba
(untuk mencatat persediaan
akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)
|
Rp 15.000
1.500.000
|
Rp 1.515.000
|
|
31
|
Ikhtisar Rugi-Laba
Persediaan Barang Jadi
Harga Pokok Produksi
(untuk menutup rekening
persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)
|
Rp 700.000
|
Rp 12.000
688.000
|
|
31
|
Ikhtisar Rugi-Laba
Biaya Pemasaran
(untuk menutup biaya
pemasaran)
|
Rp 40.000
|
Rp 40.000
|
Contoh soal:
PT. Ressi Nata
per 31 Desenber 2011 (setelah penyesuaian), (dalam ribuan)
Biaya
advertensi............................................................................. Rp 85.000
Amortisasi
hak paten..................................................................... Rp 16.000
Kerugian
piutang............................................................................ Rp 28.000
Depresiasi
mesin pabrik................................................................. Rp 78.000
Depresiasi
gedung pabrik............................................................... Rp 133.000
Depresiasi
perlatan kantor............................................................. Rp 37.000
Tenaga
kerja langsung................................................................... Rp 250.000
Asuransi
pabrik.............................................................................. Rp 62.000
Perlengkapan
pabrik...................................................................... Rp 115.000
Reparasi
dan pemeliharaan mesin................................................. Rp 31.000
Pengawasan
produksi................................................................... Rp. 74.000
Biaya
perlengkapan pabrik........................................................... Rp 21.000
Pajak
bumi dan bangunan pabrik................................................. Rp 14.000
Persediaan
barang jadi, 31 desenber 2011................................... Rp 12.500
Persediaan
barang jadi, 31 desenber 2010................................... Rp 15.000
Persediaan
barang dalam proses, 31 desenber 2011.................... Rp 9.000
Persediaan
barang dalam proses, 31 desenber 2010..................... Rp 8.000
Pajak
penghasilan
........................................................................ Rp. 53.400
Tenaga
kerja tag langsung........................................................... Rp. 26.000
Biaya
asuransi.............................................................................. Rp 55.000
Biaya
bunga................................................................................. Rp 25.000
Persediaan
bahan baku 31 desenber 2011................................. Rp 78.000
Persediaan
bahan baku 31 desenber 2010.................................. Rp 60.000
Pembelian
bahan baku............................................................... Rp 313.000
Gaji
pegawai.............................................................................. Rp 150.000
Penjualan.................................................................................... Rp 1.630.000
(Dalam ribuan)
PT. RESSI NATA
LAPORAN HARGA POKOK
PRODUKSI
31 DESEMBER 2011
Bahan langsung:
Persediaan bahan baku, 31 des
2010.........Rp 60.000
Pembelian bahan
baku.............................Rp 313.000
Bahan baku tersedia
digunakan...............Rp 373.000
Persediaan bahan baku, 31 des
2011.........Rp 78.000
Pemakaian bahan langsung..................................................Rp
295.000
Tenaga kerja
langsung............................................................Rp
250.000
BOP........................................................................................Rp
570.000
jumlah biaya
produksi..........................................................Rp 1.115000
barang dalam proses
31 desember 2010.....................................Rp 8.000
jumlah barang dalam
proses................................................Rp 1.123.000
jumlah balam proses
31 desember 2011.....................................Rp 9.000
harga pokok
produksi..........................................................Rp 1.114.000
|
(dalam ribuan)
PT. RESSI NATA
LAPORAN RUGI LABA
31 DESEMBER 2011
Penjualan..........................................................................................Rp
1.630.000
Harga pokok penjualan
:
Persediaan barang jadi 31 desember
2010................Rp 15.000
Harga pokok
produksi..........................................Rp 1.114.000
Tersedia di
jual.....................................................Rp 1.129.000
Persediaan barang jadi 31 desember
2011................Rp 12.500
Harga pokok
penjualan.................................................................Rp
1.116.500
Laba kotor...........................................................................................Rp
513.500
Biaya operasi :
Biaya
advertensi........................................................Rp 85.000
Kerugian piutang.......................................................Rp
28.000
Depresiasi peralatan
kantor.......................................Rp 37.000
Biaya
asuransi...........................................................Rp 55.000
Biaya
bunga..............................................................Rp 25.000
Biaya
gaji................................................................Rp
150.000
Jumlah biaya
operasi......................................................................Rp
380.000
laba sebelum
pajak............................................................................Rp
133.500
pajak
penghasilan................................................................................Rp
43.400
laba bersih...........................................................................................Rp 80.100
|
Ini adalah Bpk. Benjamin yang menghubungi rincian Email, lfdsloans@outlook.com. / lfdsloans@lemeridianfds.com Atau Whatsapp +1 989-394-3740 yang membantu saya dengan pinjaman 90.000,00 Euro untuk memulai bisnis saya dan saya sangat bersyukur, sangat sulit bagi saya di sini untuk mencoba membuat jalan sebagai ibu tunggal hal-hal tidak mudah bagi saya tetapi dengan bantuan Le_Meridian membuat wajah saya tersenyum ketika saya melihat bisnis saya tumbuh lebih kuat dan berkembang juga. Saya tahu Anda mungkin terkejut mengapa saya meletakkan hal-hal seperti ini di sini, tetapi saya benar-benar harus mengekspresikan terima kasih sehingga siapa pun yang mencari bantuan keuangan atau mengalami kesulitan dengan bisnis yang ada atau ingin memulai proyek bisnis dapat melihat ini dan memiliki harapan untuk keluar dari kesulitan..Terima Kasih.
BalasHapusMenurut sebuah kelompok keuangan internasional, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama di seluruh dunia, terutama bagi sebagian besar masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan di negara berkembang. tantangan utama bagi sebagian besar petani ini adalah akses ke keuangan. kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi petani dalam meningkatkan efisiensi produksi mereka dan mengadopsi teknologi yang lebih baik. Jadi, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pertanian adalah hal yang sangat penting bagi petani atau orang lain yang mungkin berhubungan dengannya dalam kehidupan sehari-hari. agar setelah membaca artikel ini, kita dapat memiliki pemahaman tentang konsep keuangan dan aplikasi praktis keuangan yang penting bagi siapa saja, terutama masalah manajerial penting di bidang pertanian yang melibatkan keuangan. hubungi pedroloanss@gmail.com untuk pinjaman pertanian dan jenis pinjaman lainnya dengan tingkat 2.
BalasHapus