Sabtu, 15 Maret 2014

Laporan Keuangan Manufaktur dan Jurnal Penutup


BAB I

PENDAHULUAN

1.                  Latar belakang masalah

Pada perusahaan manufaktur terdapat perbedaan dengan perusahaan dagang, perbedaan itu muncul karena terdapat perbedaan dalam sifat operasinya. Ciri pokok operasi perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang dagang yang dibelinya. Dengan kata lain, perusahaan dagang tidak melakukan proses produksi, sehingga barang yang dibeli langsung dapat di jual. Dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam perusahaan dagang relatif lebuh mudah.

Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit. Perusahaan manufaktur harus menggagbungkan harga bahan yang dipakai, dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.

Didalam perusahaan manufaktur juga terdapat jurnal penutup. Jurnal Penutup yang dimaksud adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara. Akibat penutupan ini maka rekening–rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.

 

2.                  Rumusan masalah

Berdaasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang di bahas dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.      Bagaimana  membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur?

2.      Apa fungsi jurnal penutup?

 

 

 

3.                  Tujuan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur.

2.      Untuk mengetahui fungsi jurnal penutup.

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       Laporan keuangan

Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.

2.1.1    Neraca


Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

 

Perusahaan Dagang

Neraca sebagian
31 Desember 2005
 
Perusahaan Manufaktur
Neraca sebagian
31 Desember 2005
Aktiva Lancar:
 
 
Aktiva Lancar:
 
 
Kas
Rp    1.000
 
Kas
 
Rp   1.200
Piutang (bersih)
     13.000
 
Piutang (bersih)
 
4.000

Persediaan Barang Dagangan

9.000
 
Persediaan:
 
 
Sewa Dibayar di Muka
   2.900
 
Barang Jadi
Rp 15.000
 
 
25.900
 
Barang Dalam Proses
18.000
 
 
 
 
Bahan Baku
9.000
 
 
 
 
 
 
42.000
 
 
 
Sewa Dibayar di Muka
 
1.600
 
 
 
 
 
48.800

 


 

2.1.2    Laporan Rugi-Laba


Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang

Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2005

Harga Pokok Penjualan:
 

Persediaan Barang Dagangan 1 Januari …………

Rp    10.000
(+) Pembelian Bersih …………………..……………
99.250
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………
Rp  109.250
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember …
9.000
Harga Pokok Penjualan …………………………….
Rp  100.250
 
 
 
 

Perusahaan Manufaktur

Laporan Rugi-Laba sebagian

Periode Tahun 2005

Harga Pokok Penjualan:
 
Persediaan Barang Jadi 1 Januari ………………….
Rp    12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ……………
688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………….
Rp  700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember ………….
15.000
Harga Pokok Penjualan
Rp  685.000
 
 

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:

Perusahaan Dagang:

  Persediaan Barang      +          Pembelian       -     Persediaan Barang              =    Harga Pokok

    Dagangan (Awal)                    Bersih                      Dagangan (Akhir)                   Penjualan

Perusahaan Manufaktur:

 

  Persediaan Barang      +        Harga Pokok    -     Persediaan Barang             =    Harga Pokok

         Jadi (Awal)                        Produksi                       Jadi (Akhir)                       Penjualan

 

 

Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi.


 

2.1.3    Harga pokok produksi

Contoh Laporan Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):

Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2005
 
Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari …………………..
 
Rp   10.000
Ditambah:
 
 
 
Bahan Baku:
 
 
 
     Persediaan 1 Januari ………………..
Rp    5.000
 
 
     Ditambah: Pembelian ……………….
100.000
 
 
     Tersedia Dipakai …………..………...
      105.000               105
 
 
     Dikurangi : Persediaan 31 Desember
9.000
 
 
     Bahan Baku Dipakai ………………………………..
Rp 96.000
 
Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….….
     200.000
 
Biaya Overhead Pabrik:
 
 
 
     Tenaga Kerja Tidak Langsung ..……
Rp 50.000
 
 
     Listrik dan Air …………………………
140.000
 
 
     Bahan Habis Pakai Pabrik ………….
30.000
 
 
     Penyusutan Gedung Pabrik ………...
120.000
 
 
     Penyusutan Mesin …………………...
60.000
 
 
     Total Biaya Overhead Pabrik ………………………
400.000
 
Total Biaya Produksi tahun ini ……………………………………
696.000
Total Biaya Barang Dalam Proses …………………………………
706.000
Dikurangi:
 
 
 
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember ……………..
18.000
Harga Pokok Produksi ………………………………………………
688.000
 
 
 
 

 

Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.

Biaya-biaya tersebut terdiri dari:

ü  Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)

ü  Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)

ü  Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)

 

2.1.3.1             Biaya Bahan Baku

  • Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.
  • Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.
  • Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.

 

 

 

 

 

 

2.1.3.2             Biaya Tenaga Kerja Langsung

  • Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.
  • Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

 

2.1.3.3             Biaya Overhead Pabrik

  • Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
  • Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:

ü  Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll

ü  Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.

ü  Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

 

2.1.4        Rekening-rekening khusus dalam perusahaan manufaktur

Rekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan manufaktur,biasannya lebih banyak bila dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan dagang. Namun demikian,sebagian besar rekening yang terdapat dalam perusahaan dagang dijumpai juga dalam perusahaan manufaktur,seperti rekening kas,piutang dagang,penjualaan dan sebagainnya.

Beberapa rekening yang khusus dijumpai dalam perusahan manufaktur,antara lain: perlengkapan pabrik,biaya pemakaian pelengkapan pabrik,persedian bahan baku, pembelian bahan baku, persedian barang dalam proses,persedianaan barang jadi,dan barang proses. Berikiut ini akan dijelaskan beberapa rekening yang biasa dijumpai dalam perusahaan manufaktur.

2.1.4.1             Rekening pembelian bahan baku

Apa bila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum(sistem persediaan periodic). Untuk kegiatan manufaktur,makan semua bahan langsung dicatat dengan mendebet rekening pembelian bahan baku.apa bila perusahaan mengunakan sistem vocher,maka dalam vocher register bias disediakan kolom khusus untuk pendebetan kedalam rekening pembelian bahan baku ini.hal yang sama juga  bias dilakukan  bila perusahaan menggunakan jurnal khusus.dengan cara ini,maka kita cukup membukukan sekali dalam sebulan dari total kolom khusus yang terdapat dalam vocher registeratau jurnal khusus.

2.1.4.2             Rekening ikhtisar biaya produksi

Dalam perusahaan manufaktur biasa nya digunakan satu buah rekening untuk menampung  pembebanan semua biaya produksi,baik biaya produksi langsung maupun tidak lansung. Rekening ini didebet dengan biaya pemakaian bahan baku(kredit: rekening pembelian bahan baku),biaya tenagan kerja(kredit: rekening biaya tenaga kerja),dan biaya overhead pabrik(kredit:rekening overhead pabrik).pada akhir tahun,melalui jurnal penutup rekening ini  dikerdit dengan persedian akhir bahan baku,persedian akhir barang dalam proses,dan sisanya dipindahkan kerekening rugi-laba.jumlal yang dipindahkan kerekening rugi-laba ini mencerminkan harga pokok barang yang selesai diproduksi pada priode yang bersangkutan

 

2.1.4.3             Rekening persedian bahan baku

Apabila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum,maka persedian bahan baku yang  ada dalam persediaan(yang ada digudang) harus  ditentukan dengan cara melakukan perhitungan fisik atas persediaan. Jumlah persediaan yang ditentukan melalui perhitungan fisik tersebut, kemudian melelui jurnal penutup dicatat didalam rekening persediaan bahan baku.jumlah saldo pada akhir priode yang Nampak dalam rekening ini, akan menjadi saldo awal untuk priode berikutnya.

 

2.1.4.5             Rekening persediaan barang dalam proses

Setiap perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sejumlah  barang yang masih berada dalam proses pengerjaan.barang-barang yang masih dalam keadaan belum selesai dikerjakan yang ada pada akhir priode disebut persedian barang dalam proses.apa bila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum,maka penentuaan jumlah barang  dalam proses priode dilakukan melalui perhitungan fisik.selanjutnya dengan jurnal penutup  jumlah persediaan akhir barang proses tersebut dipindahkan kerekening persediaan barang dalam proses.

 

2.1.4.6             Rekening persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi dalam sebuah perusahan manufaktur hampir sama dengan persediaan barang dagangan dalam sebuah perusahaan dagang: keduannya merupakan barang yang sudah siap dijual.perbedaannya ialah bahwa persediaan barang dagangan diperoleh melalui pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melelui proses prodiksi.

Apabila perusahaan mengunakan sistem akuntasi umum,maka penentuan persediaan akhir barang jadi dilakukan melalui perhitingan fisik barang jadi pada akhir tahun. Selanjutnya melalui jurnal penutup,hasil perhitungan tesebut dicatat dengan mendebet rekening persediaan barang jadi dan mengkredit rekening rugi-laba.seperti halnya rekening persediaan yang lain,rekening persedianaan barang jadi akan menjadi catatan persediaan barang jadi yang ada pada akhir suatu priode, dan menjadi persediaan awal untuk priode berikutnya.

Ketiga rekening persediaan yang telah diuraikan diatas,yakni persediaan bahan baku,persediaan barang dalam proses,dan persediaan barang jadi dilaporkan di neraca  pada kelompok aktiva lancer.rekening perlengkapan pabrik juga merupakan suatu rekening aktiva yang digolongkan sebagai aktiva lancer.

 

 

 

2.1.5    SIKLUS AKUNTANSI

§  Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.

§  Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:

 

ü  Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.

 

Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

 

Mei
17
Pembelian Bahan Baku
     Kas / Utang Dagang
Rp 100.000
 
Rp 100.000

 

ü  Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.

ü  Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.

 

§  Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.

§  Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi.

 

 

 

 

 

§  Contoh Neraca Lajur Sebagian:

Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2005
Nama Rekening
NSSD
Harga Pokok Poduksi
Laporan Rugi-Laba
Neraca
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Persediaan Barang Jadi
  12.000
 
 
 
12.000
   15.000
15.000
 
Persed. Barang Dlm. Proses
  10.000
 
  10.000
  18.000
 
 
18.000
 
Persediaan Bahan Baku
    5.000
 
    5.000
    9.000
 
 
  9.000
 
Pembelian Bahan Baku
100.000
 
100.000
 
 
 
 
 
Biaya Tenaga Kerja Lgsg.
200.000
 
200.000
 
 
 
 
 
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg.
  50.000
 
  50.000
 
 
 
 
 
Biaya Listrik dan Air
140.000
 
140.000
 
 
 
 
 
Biaya Bahan Habis Pakai
  30.000
 
  30.000
 
 
 
 
 
Biaya Penyst. Gedung Pabrik
120.000
 
120.000
 
 
 
 
 
Biaya Penyst. Mesin
  60.000
 
  60.000
 
 
 
 
 
Biaya Pemasaran
  40.000
 
 
 
40.000
 
 
 
Penjualan
 
1.500.000
 
 
 
1.500.000
 
 
 
……….
………..
715.000
  27.000
 
 
 
 
Harga Pokok Produksi
 
 
 
688.000
 
 
 
 
 
 
 
715.000
715.000
 
 
 
 

 

2.2       JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.

Contoh:

Des.
31
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Harga Pokok Produksi
     Persediaan Barang Dalam Proses
     Persediaan Bahan Baku
     Pembelian Bahan Baku
     Biaya Tenaga Kerja Langsung
     Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
     Biaya Listrik dan Air
     Biaya Bahan Habis Pakai
     Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
     Biaya Penyusutan Mesin
(untuk menutup rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan rekening-rekening Biaya produksi)
 
Rp    715.000
 
Rp     10.000
            5.000
        100.000
        200.000
          50.000
        140.000
          30.000
        120.000
          60.000

 

 
31
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
     Harga Pokok Produksi
(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)
 
Rp     18.000
            9.000
 
 
Rp      27.000
 
31
Persediaan Barang Jadi
Penjualan
     Ikhtisar Rugi-Laba
(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)
 
Rp      15.000
     1.500.000
 
 
Rp 1.515.000
 
31
Ikhtisar Rugi-Laba
     Persediaan Barang Jadi
     Harga Pokok Produksi
(untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)
 
Rp   700.000
 
Rp      12.000
        688.000
 
31
Ikhtisar Rugi-Laba
     Biaya Pemasaran
(untuk menutup biaya pemasaran)
 
Rp     40.000
 
Rp     40.000

 


 

Contoh soal:

PT. Ressi Nata per 31 Desenber 2011 (setelah penyesuaian), (dalam ribuan)

Biaya advertensi.............................................................................              Rp 85.000

Amortisasi hak paten.....................................................................               Rp 16.000

Kerugian piutang............................................................................              Rp 28.000

Depresiasi mesin pabrik.................................................................               Rp 78.000

Depresiasi gedung pabrik...............................................................             Rp 133.000

Depresiasi perlatan kantor.............................................................                Rp 37.000

Tenaga kerja langsung...................................................................              Rp 250.000

Asuransi pabrik..............................................................................               Rp 62.000

Perlengkapan pabrik......................................................................              Rp 115.000

Reparasi dan pemeliharaan mesin.................................................                Rp 31.000

Pengawasan produksi...................................................................               Rp. 74.000

Biaya perlengkapan pabrik...........................................................                 Rp 21.000

Pajak bumi dan bangunan pabrik.................................................                 Rp 14.000

Persediaan barang jadi, 31 desenber 2011...................................                 Rp 12.500

Persediaan barang jadi, 31 desenber 2010...................................                 Rp 15.000

Persediaan barang dalam proses, 31 desenber 2011....................                  Rp 9.000

Persediaan barang dalam proses, 31 desenber 2010.....................                  Rp 8.000

Pajak penghasilan ........................................................................                Rp. 53.400

Tenaga kerja tag langsung...........................................................                 Rp. 26.000

Biaya asuransi..............................................................................                 Rp 55.000

Biaya bunga.................................................................................                 Rp 25.000

Persediaan bahan baku 31 desenber 2011.................................                   Rp 78.000

Persediaan bahan baku 31 desenber 2010..................................                  Rp 60.000

Pembelian bahan baku...............................................................                 Rp 313.000

Gaji pegawai..............................................................................                 Rp 150.000

Penjualan....................................................................................              Rp 1.630.000

(Dalam ribuan)

PT. RESSI NATA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
31 DESEMBER 2011
Bahan langsung:
   Persediaan bahan baku, 31 des 2010.........Rp 60.000
   Pembelian bahan baku.............................Rp 313.000
   Bahan baku tersedia digunakan...............Rp 373.000
   Persediaan bahan baku, 31 des 2011.........Rp 78.000
   Pemakaian bahan langsung..................................................Rp 295.000
Tenaga kerja langsung............................................................Rp 250.000
BOP........................................................................................Rp 570.000
jumlah biaya produksi..........................................................Rp 1.115000
barang dalam proses 31 desember 2010.....................................Rp 8.000
jumlah barang dalam proses................................................Rp 1.123.000
jumlah balam proses 31 desember 2011.....................................Rp 9.000
harga pokok produksi..........................................................Rp 1.114.000
 

 

 

 

 

 

(dalam ribuan)

PT. RESSI NATA
LAPORAN RUGI LABA
31 DESEMBER 2011
Penjualan..........................................................................................Rp 1.630.000
Harga pokok penjualan :
   Persediaan barang jadi 31 desember 2010................Rp 15.000
   Harga pokok produksi..........................................Rp 1.114.000
   Tersedia di jual.....................................................Rp 1.129.000
   Persediaan barang jadi 31 desember 2011................Rp 12.500
   Harga pokok penjualan.................................................................Rp 1.116.500
Laba kotor...........................................................................................Rp 513.500
Biaya operasi :
   Biaya advertensi........................................................Rp 85.000
   Kerugian piutang.......................................................Rp 28.000
   Depresiasi peralatan kantor.......................................Rp 37.000
   Biaya asuransi...........................................................Rp 55.000
   Biaya bunga..............................................................Rp 25.000
   Biaya gaji................................................................Rp 150.000
   Jumlah biaya operasi......................................................................Rp 380.000
laba sebelum pajak............................................................................Rp 133.500
pajak penghasilan................................................................................Rp 43.400
laba bersih...........................................................................................Rp 80.100

 

 

 

 

 

2 komentar:

  1. Ini adalah Bpk. Benjamin yang menghubungi rincian Email, lfdsloans@outlook.com. / lfdsloans@lemeridianfds.com Atau Whatsapp +1 989-394-3740 yang membantu saya dengan pinjaman 90.000,00 Euro untuk memulai bisnis saya dan saya sangat bersyukur, sangat sulit bagi saya di sini untuk mencoba membuat jalan sebagai ibu tunggal hal-hal tidak mudah bagi saya tetapi dengan bantuan Le_Meridian membuat wajah saya tersenyum ketika saya melihat bisnis saya tumbuh lebih kuat dan berkembang juga. Saya tahu Anda mungkin terkejut mengapa saya meletakkan hal-hal seperti ini di sini, tetapi saya benar-benar harus mengekspresikan terima kasih sehingga siapa pun yang mencari bantuan keuangan atau mengalami kesulitan dengan bisnis yang ada atau ingin memulai proyek bisnis dapat melihat ini dan memiliki harapan untuk keluar dari kesulitan..Terima Kasih.

    BalasHapus
  2. Menurut sebuah kelompok keuangan internasional, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama di seluruh dunia, terutama bagi sebagian besar masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan di negara berkembang. tantangan utama bagi sebagian besar petani ini adalah akses ke keuangan. kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi petani dalam meningkatkan efisiensi produksi mereka dan mengadopsi teknologi yang lebih baik. Jadi, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pertanian adalah hal yang sangat penting bagi petani atau orang lain yang mungkin berhubungan dengannya dalam kehidupan sehari-hari. agar setelah membaca artikel ini, kita dapat memiliki pemahaman tentang konsep keuangan dan aplikasi praktis keuangan yang penting bagi siapa saja, terutama masalah manajerial penting di bidang pertanian yang melibatkan keuangan. hubungi pedroloanss@gmail.com untuk pinjaman pertanian dan jenis pinjaman lainnya dengan tingkat 2.

    BalasHapus