Selasa, 18 Maret 2014

Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran


BAB I

PENDAHULUAN

1.1               LATAR BELAKANG MASALAH

Analisis permintaan dan penawaran memberikan bantuan yang sangat berarti kepada ahli ekonomi dalam memahami peristiwa yang wujud dalam masyarakat. Teori permintaan dan penawaran terutama berguna untuk menerangkan interaksi penjual dan pembeli di pasar persaingan sempurna dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Didalam makalah ini, penulis akan menerangkan lebih jelas tentang bagaimana perubahan penawaran dan permintaan mempengaruhi perubahan harga barang pertanian, implikasi dari perubahan itu kepada pendapatan petani-petani dan produsen pertanian lainnya, serta kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga barang pertanian dan pendapatan petani.

Analisis ketiga persoalan diatas merupakan bagian terpenting dari uraian dalam makalah ini. Disamping itu makalah ini juga membahas hal-hal seperti berikut, kebijakan pemerintah dalam menentukan harga maksimum dan implikasinya terhadap masyarakat, efek pajak penjualan terhadap harga dan barang yang diperjualbelikan, dan efek subsidi pemerintah terhadap harga dan jumlah barang yang diperjual belikan.

 

1.2               RUMUSAN MASALAH

·         Apa yang menjadi masalah jangka panjang sektor pertanian?

·         Apa yang menjadi masalah jangka pendek sektor pertanian?

·         Bagaimana cara menstabilkan harga dan pendapatan pertanian?

·         Apa dampak dari kebijakan harga maksimum?

·         Mengapa pajak penjualan perlu dijalankan?

·         Apa efek dari subsidi pemerintas?

1.3               TUJUAN PENULISAN

·         Untuk mengetahui masalah jangka panjang sektor pertanian.

·         Untuk mengetahui masalah jangka pendek sektor pertanian.

·         Untuk mengetahui cara menstabilkan harga dan pendapatan pertanian.

·         Untuk mengetahui dampak dari kebijakan harga maksimum.

·         Untuk mengetahui peranan pajak penjualan.

·         Untuk mengetaui efek dari subsidi pemerintah.


·          

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  MASALAH JANGKA PANJANG SEKTOR PERTANIAN

Didalam perekonomian yang belum berkembang, sektor pertanian penting sekali artinya. Sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil-hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sektor pertanian yang besar tersebut. Dalam perekonomian yang sudah modern, seperti di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat, pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangan terhadap produksi nasional.

            Hanya sebagian kecil saja pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang-barang pertanian. Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sektor pertanian dalam menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga merosot. Dinegara industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan disektor pertanian. Sedangkan dinegara-negara yang baru saja sedang berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan bekerja di sektor pertanian.

            Apakah yang menyebabkan kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang semakin berkembang? Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu: permintaan terhadap hasil pertanian yang lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi disektor pertanian yang memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi. Apakah pengaruh dari kedua faktor ini kepada perkembangan haarga barang pertanian dalam jangka panjang? Hal tersebut dianalisis dibawah ini.

 

a.                   Pertambahan permintaan barang pertanian lambat

Pertambahan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Dinegara-negar barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan abad yang lalu adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka bertambah beberapa kali lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang. Bagaiman pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar tersebut digunakan? Lebih khusus lagi sampai di manakah pertambahan pendapatan itu mempengaruhi permintaan terhadap barang pertanian?

Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan yang sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikan konsumsi berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu tidaklah berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan. Pertambahan konsumsi barang-barang bukan pertanian-seperti barang pakaian, perumahan, barang tahan lama, hiburan dan pelancongan mengalami pertambahan yang lebih cepat daripada pertambahan pendapatan. Ini berarti barang-barang seperti itu memiliki elastisitas permintaan yang tinggi. Sebaliknya, permintaan terhadap hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan kenaikan peendapatan, yang berati elastisitas permintaan pendapatannya rendah. Akibat dari sifat permintaan yang demikian, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil dari pada pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian.

Dengan demikian, dari sudut permintaan, wujud kecendrungan yang melebarkan jurang antara harga barang pertanian dan barang industri. Tingkat kenaikan permintaan barang industri adalah lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang perbedaan harga barang industri dan pertanian cendrung untuk semakin melebar.

b.                   Kemajuan tekhnologi yang pesat

Telah dijelaskan diatas bahwa dinegara-negara maju hanya sebagian kecil penduduknya bekerja disektor pertanian. Hal ini dimungkinkan oleh perkembangan teknologi yang cepat disektor tersebut sehingga memungkinkan kenaikan produktivitas yang sangat tinggi. Sebagai contoh, dalam tahun 1929 di Amerika Serikat sebanyak 12,8 juta orang bekerja disektor pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929, kalau dihasilkan pada masa sekarang, yaitu kurang lebih sesudah tujuh dekade, hanya memerlukan pekerja sebanyak 1,7 juta orang saja. Gambar ini menunjukan betapa besar kenaikan produktivitas perorang yang berlaku dalam masa lebih 70 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Sebagai akibat dari kenaikan produktivitas yang seperti itu yang dialami Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya, produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila terdapat cukup banyak permintaan. Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat dari pada kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.

Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sektor pertanian dinegara-negara maju. Yang pertama, hal itu mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian kesektor industri. Tetapi perpindahan itu pada umumnya tidaklah secepat yang diperlukan dan ini terutama disebabkan oleh karena kekurangan kesempatan kerja disektor lain. Yang kedua, kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang dapat diproduksi oleh petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh masyarakat. Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian cendrung untuk tetap berada ditingkat yang sangat rendah.

c.                   Masalah jangka panjang pertanian dalam grafik

Masalah jangka panjangsektor pertanian dapat juga diterangkan dengan menggunakan perubahan terhadap kurva permintaan dan penawaran. Ini ditunjukan pada gambar 1.1. pada mulanya, dalam perekonomian yang belum berkembang, permintaan terhadap barang pertanian adalah seperti yang ditunjukan kurva DD dan penawaran seperti ditunjukan kurva SS. Maka harga barang pertanian adalah Pdan jumlah hasil pertanian yang diperjualbelikan adalah Q.

Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah permintaan. Tetapi, karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah rendah, maka pertambahan permintaan terhadap hasil pertanian tidak begitu besar. Katakanlah pertambahan permintaan tersebut dari DD ke D1D1. Pada waktu yang sama penawaran hasil pertanian mengalami pertambahan yang relatif besar, yaitu bisebabkan oleh perkembangan dalam teknologi. Kemajuan teknologi bercocok tanam yang sangat tinggi telah menyebabkan kenaikan produktivitas dan produksi yang sangat pesat dan ini menyebabkan penawaran bertambah dari SS menjadi S1S1 yang menggambarkan suatu pertambahan yang relatif besar.

GAMBAR 1.1


S1

D1

S

D
Kecendrungan harga hasil pertanian dalam jangka panjang














P

P1

H
A
R
G
A
 

O

Q

Q1

S

D

D1

S1

E1

E

KUANTITAS
 




























 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Karena permintaan telah bertambah menjadi D1D1 dan penawaran juga berubah menjadi S1S1 maka keseimbangan pasar yang baru adalah E1. Dengan demikian harga yang dicapai sekarang adalah lebih rendah, yaitu harga adalah P1 dan ini jauh dibawah harga yang lama (P).


 

2.2  MASALAH JANGKA PENDEK DALAM SEKTOR PERTANIAN

Dalam jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cendrung mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya boleh mencapai ketingkat yang sangat tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemorosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifat ini menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila permintaan atau  penawaran mengalami perubahan. Faktor yang menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan kepada dua sumber berikut: (i) naik turunnya permintaan, (ii) naik turunnya penawaran.

a.                  Ketidak stabilan yang bersumber dari perubahan penawaran

Tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar kemampuan para petani untuk mengendalikannya. Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah. Pada umumnya, produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke musim lainnya. Perubahan musiman ini terutama dipengaruhi oleh keadaan cuaca, iklim dan faktor-faktor alamiah yang lain, seperti banjir yang terlalu besar atau kemarau yang terlalu panjang. Selain itu serangan hama tanaman dan binatang pengganggu misalnya serangan tikus atau burung pada tanaman padi juga dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap perubahan produksi hasil pertanian. Faktor-faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian cendrung mengalami perubahan yang relatif besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi barang-barang industri.

Dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis. Dalam jangkan panjang disebabkan karena elastisitas permintaan pendapatan terhadap barang-barang pertanian adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan. Dalam jangka pendek ia tidak elastis karena kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok harian, yaitu digunakan tiap-tiap hari. Walaupu harganya sangat meningkat namun jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi. Sebaliknya pada waktu harga sngat merosot konsumsi tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap tadi.

Oleh karena sifat permintaan keatas barang pertanian yang tidak elastis tersebut, harga akan mengalami perubahan yang sangat besar sekiranya penawaran hasil pertanian mengalami perubahan. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dalam gambar 1.2. Gambar 1.2 (i) menggambarkan keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian dan gambar 1.2 (ii) menggambarkan keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Misalkan pada mulanya dimasing-masing sektor, penawaran seperti yang ditunjukan oleh kurva SS, tetapi sektor pertanian kurva permintaannya adalah Dp sedangkan disektor industri kurva permintaan adalah Di. Kurva Di adalah lebih elastis dari kurva Dp. Dalam sektor pertanian keseimbangan dicapai di Ep dan disektor industri di Ei. Maka harga barang pertanian adalah P dan harga barang industri adalah H dan dapat dilihat bahwa P=H.

Selanjutnya kita misalkan penawaran terhadap barang pertanian dan barang industri masing-masing bertambah dari SS menjadi S1S1. Perubahan ini menyebabkan disektor pertanian keseimbangan berubah dari Ep menjadi ep dan dari sektor industri keseimbangan berubah dari Ei menjadi ei. Dengan demikian disektor pertanian harga menjadi sangat merosot, yaitu hanya mencapai P1 sedangkan pada sektor industri tidak mengalami penurunan yang terlalu besar, yaitu dari H ke H1.

GAMBAR 1.2

Perbandingan keadaan dipasar barang pertanian dan barang industri






P
 

H

S1

S
 

E1






P

EP

S

S1

P
 
 






















 



e1

H1
                                                               



D1

DP

S1

eP

S

Q

O

P
                                      









S1

Q

S
 

O
                                                                              




 

 

 

(1)                             permintaan dan penawaran (ii) permintaan dan penawaran

      barang pertanian                                         barang industri

 

b.                              Ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh perubahan permintaan

Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi. Adakalnya ia mengalami resesi dan kemunduran dan adakalanya tenaga kerja dan barang-barang modal hampir sepenuhnyadigunakan (berarti kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil-hasil pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunyya kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi sifat perubahan harga ini adalah berbeda untuk berbagai jenis barang. Barang-barang pertanian cendrung menngalami perubahan harga yang lebih besar dari pada harga barang-barang industri. Sifat perubahan yang seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-barang pertanian, seperti juga dengan permintaannya, yaitu tidak elastis.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis. Yang pertama, barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan pada bulan-bulan tertentu dan dari tahun ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan harga yang cukup besar. Kedua, kapasitas memproduksi sektor pertanian cendrung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan. Petani cendrung untuk secara maksimal menggunakan tanah yang dimilikinya. Pada waktu harga turun mereka akan bekerja giat dan berusaha mencapai produksi yang tinggi agar pendapatan mereka tidak dapat menaikkan produksi karena kapasitas produksi mereka (dalam jangka pendek) telah mencapai tingkat maksimal. Ketiga, beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh. Tanaman seperti ini antara lain tanaman buah-buahan dan bahan-bahan mentah pertanian seperti minyak kelapa sawit dan karet.

Penawaran barang pertanian yang sukar berubah tersebut, yang diikuti pula oleh ketidak elastisan permintaannya, dapat menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila berlaku perubahan permintaan. Hal ini dapat dengan jelas ditunjukan dengan grafik, yaitu seperti yang ditunjukan pada gambar grafik 1.3.

Didalam gambar tersebut dibandingkan akibat perubahan permintaan, terhadap harga barang pertanian dan harga barang industri. Gambar 1.3 (i) menunjukan keadaan permintaan dan penawaran barang pertanian, dan gambar 1.3 (ii) menunjukan permintaan dan penawaran barang industri.

GAMBAR 1.3

Pengaruh perubahan permintaan terhadap harga harga





P

P1

O

Q1

Q

eP

Q

EP

dP

SP

DP

P














 

 

 

 

 

 

 

 


(i)barang pertanian

 

 







O

Q

Q1

Q

P1

P

P

d1

e1

E1

S1

D1
 












 

 

 

 

 

 

 


    (ii) barang industri

Misalkan pada mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian berturut-berturut ditunjukan oleh kurva Dp dan Sp. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang pertanian, yaitu keduanya bersifat tidak elastis, kurva Dp dan Sp adalah tidak elastis. Keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah di P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan, oleh karena beberapa faktor tertentu, perekonomian mengalami resesi. Kemunduran ekon omi ini menyebabkan permintaan keatas barang pertanian pinda dari Dp menjadi dp. Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka keseimbangan yang baru dicapai di titik ep. Dengan demikian, harga barang pertanian telah merosot menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan menjadi Q1.

Seterusnya perhatikanlah keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Pada mulanya dimisalkan, permintaannya dan penawarannya berturut-turut adalah D1 da S1. Berdasarkan pemisalan ini pada mulanya keseimbangan dicapai pada titik E1. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang industri maka kedua kurva tersebut adalah relatif lebih elastis. Apabila berlaku kemerosotan ekonomi, perubahan permintaan keatas barang industri telah memindahkan kurva permintaan dari D1 menjadi d1. Maka keseimbangan yang baru adalah pada e1, yang berarti harga telah turun ke P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi Q1.

Jelas kelihatan bahwa PP1 dalam grafik (i) adalah jauh lebih besar dari pada PP1dalam grafik (ii)(walaupun digambarkan bahwa perubahan permintaan terhadap barang industri adalah kira sama besar dengan perubahan permintaan terhadap barang pertanian). Ini membuktikan bahwa perubahan permintaan menimbulkan perubahan harga yang lebih besar terhadap harga barang pertanian daripada terhadap harga barang industri.


 

 

c.                  Permintaan, pendapatan dan penggunaan tenaga kerja

Dengan menggunakan gambar 1.3 dapat pula ditunjukan bagaimana perubahan harga mempengaruhi pendapatan dan penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan menghasilkan barang industri dan barang pertanian. Terlebih dahulu akan diperhatikan keadaan yang wujud dalam kegiatan yang menghasilkan barang pertanian.

Telah diterangkan bahwa perubahan permintaan dari Dp menjadi dp telah menyebabkan keseimbangan pindah dari Ep menjadi ep. Dengan demikian pendapatan produsen barang pertanian menurun dari sebanyak yang ditunjukan kotak OQEPP menjadi seperti yang ditunjukan oleh kotak OQePP1. (catatan: pendapatan produsen/penjual adalah sama dengan harga dikali dengan jumlah barang yang diperjualbelikan). Kedua kotak tersebut menggambarkan hasil perkalian antara harga dan jumlah barang pertanian yang diperjualbelikan.

Jelas kelihatan bahwa pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari permintaan yang merosot. Pengurangan pendapatan yang besar tersebut terutama disebabkan oleh harga yang sangat merosot dan bukan karena produksi yang sangat besar penurunannya.produksi mengalami penurunan yang relatif sedikit, yaitu dari Q ke Q1. Kalau produksi tidak banyak berubah maka maka tenaga kerja yang digunakan juga tidak banyak berubah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja.

Adakah perubahan permintaan menimbulkan akibat yang sama keatas kegiatan menghasilkan barang industr? Untuk memperoleh jawabannya perhatikan gambar 1.3 (ii). Perubahan permintaan dari D1 menjadi d1 menyebabkan perubahan keseimbangan dari E1 menjadi e1. Dengan demikian pendapatan dari penjualan barang industri berkurang dari seperti ditunhukan oleh kotak OQE1P menjadi yang ditunjukan oleh kotak OQe1P1.

Jelas dapat dilihat bahwa walaupun pendapatan dari penjualan hasil industri berkurangtetapi pengurangan itu tidaklah sebesar pengurangan pendapatan produsen barang pertanian. Disamping itu dapat pula dilihat bahwa penurunan pendapatan dan hasil penjualan tersebut terutamadisebabkan oleh kemerosotan produksi barang industri, yaitu Q menjadi Q1. Pengurangan produksi pada kegiatan menghasilkan biasanya diikuti oleh memberhentikan pekerja. Dari penjelasan ini maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa dalam kegiatan industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan pendapatan (terutama pendapatan tiap pekerja) tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.


 

2.3  MENSTABILKAN HARGA DAN PENDAPATAN PERTANIAN

Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian berbagai negara melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara.

                                        I.            Membatasi (menentukan quota) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.

                                     II.            Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasaran bebas.

                                  III.            Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalaah lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.

 

                                                    I.                Membatai jumlah produksi

Untuk menjaga agarproduksi tidak mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga menimbulkan masalah-masalah yng menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen hasil pertanian, pemerintah dapat membatasi jumlah produksi yang dibenarkan dicapai para produsen. Bagaimana kebijakan itu dilaksanakan  dan bagaimana akibatnya kepada produksi dan harga, dapat diterangkan dengan menggunakan gambar 1.4. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran keatas sesuatu hasil pertanian berturut-turut ditunjukan oleh inetraksi antara permintaan dan penawaran, maka harga yang tercapai adalah P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan Q1.

Misalkan harga yang tercapai dalam pasar bebas ini tidak memuaskan petani dan pemerintah, sebab dianggap harga tersebut terlalu rendah. Harga yang dianggap memadai adalah yang akan memberikan pendapatan yang lumayan kepada para petani, yaitu P2. Apabila permintaan adalah tetap seperti yang ditunjukan oleh kurva DD maka harga P2 hanya akan wujudapabila penawaran adalah seperti yang ditunjukan oleh Sq. Dengan demikian barang yang sebaiknya diproduksikan dan diperjualbelikan haruslah sebesar Q2. Ini berarti para petani seara keseluruhan memproduksi tidak lebih dari Q2. Tanpa adanya pembatasan produksi, pada harga P2 para petani akan memproduksi sebanyak Q3. Tujuan dari kebijakan pembatasan produksi adalah untuk menghalangi petani memproduksi lebih daripada Q2.


 

                        GAMBAR 1.4

                        Menjaga kestabilan harga dengan pembatasan produksi (quota)







P2

P1

h
a
r
g
a
 

E2

D

Sq

S

S

E1

D

Q3

Q1

Q2

O

kuantitas
 










 

 

 

 

 

 

 

 


Kebijakan membatasi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi secara pasar bebas menimbulkan dua macam perubahan berikut : (i) harga barang naik, tetapi ini dapat mempengaruhi pendapatan para petani? Apakah pendapatan petani akan bertambah atau berkurang, setelah kebijakan membatasi tingkat produksi dilakukan, tergantung kepada elastisitas permintaan diantara titik E2 dan E1. Apabila diantara kedua titik tersebut permintaan permintaan bersifat tidak elastis maka kebijakan membatasi produksi akan menaikan pendapatan para petani. Maka dapatlah dibuat kesimpulan bahwa kebijakan membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan mencapai sasrannya hanya apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi produksinya adalah tidak elastis.

                                                 II.                Campur tangan dalam jual beli

Cara lain yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar petani menerima harga yang wajar adalaha dengan melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan distabilkan. Untuk melakukan campur tangan ini pemerintah perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan menyimpasn stok barang yang akan diperjualbelikan. Dalam persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut:

                                                        i.            Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditemukan oleh pasar bebas.

                                                      ii.            Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.


 

2.1       Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas

Dalam kebijakan ini yang diusahakan pemerintah adalah: “didalam jangka panjang tingkat harga adalah sama dengan harga keseimbangan ang ditentukan dalam pasar bebas”. Jadi pada hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa harga yang ditentukan oleh pasar  bebas sudah cukup wajar dan tidak perlu diubah. Yang diusahakan pemerintah adalah agar dalam jangka panjang harga dapattetap dipertahankan. Untuk melihat bagaimana kebijakan menstabilkan harga seperti yang dinyatakan diatas dilaksanakan. Perhatikanlah gambar 1.5

Kurva DD dan SS berturut-turut adalah permintaan dan penawaran dipasar. Maka keseimbangan dicapai pada titik E, harga keseimbngan pasar bebas adalah P dan jumlah yang diperjualbelikan adalah Q. Pemerintah merasa bhwa harga keseimbangan ini merupakan harga yang wajar dan berusaha menjaga agar dalam jangka panjang harga tersebut dapat dipertahankan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan jual beli dipasar.

Apabila produksi mencapai Q2 maka harga cendrung mencapai tingkat yang lebih rendah daripada P. Untuk menghindari kemerosotan harga ini maka pemerintah akan membeli sebanyak QQ2 pada harga sebesar P dan menyimpan barang tersebut. Sebaliknya, jika produksi hanya mencapai Q1 maka harga cendrung menjadi cbertambah tinggi. Pemerintah akan mencegah hal ini dengan menjual stoknya sebanyak Q1Q. Dengan demikian pada hakikatnya campur tangan pemerintah dalam bentuk menjual atau membeli barang yang ingin distabilkan harganya telah menyebabkan permintaan keatas barang itu berubah dari DD menjadi D1D1.

GAMBAR 1.5

Menstabilkan harga pada harga keseimbangan pasar bebas



H
A
R
G
A

P

O

D1

E1

E

D

S

E2

D1

D

S

Q1

Q

Q2

kuantitas

 









 

 

 

 

 

 

 

 


 


Bagaiman akibat kejikan ini kepada pendapatan petani? Adakah akan stabil? Ternyata tidak. Kebijakan ini hayna menstabilkan harga sedangkan pendapatan petani menjadi sangat tidak stabil. Pada waktu produksi tinggi, pendapatan petani juga tinggi dan pada waktu produksi rendah, pendapatan petani juga rendah. Keadaan ini dapat dengan jelas dilihat dalam Gambar 1.5. pada waktu produksi Q1, pendapatan para petani hanya OQ1E1P. Sedangkan pada waktu produksi Q2 pendapatan para petani berjumlah OQ2E2P.

Campur tangan dalam jual beli yang bagaimanakah dapat menjamin agar pendapatan para petani tetap stabil? Dalam bab 5 telah diterangkan bahwa hasil penjualan akan tetap besarnya apabila elastisitas permintaan adalah uniter (elastisitas=1). Untuk menstabilkan pendapatan petani maka kebijakan jual beli pemerintah haruslah membuat perubahan terhadap tingkat harga pada presentasi yang sama dengan perubahan produksi. Sekiranya produksi naik 10 persen maka harga harus diturunkan 10 persen juga dan sekiranya produksi turun 10 persen maka pemerintah perlu berusaha agar harga mengalami kenaikan sebesar 10 persen. Dengan demikian, sesudah pemerintah melakukan campur tangan, elastisitas permintaan yang dihadapi petani haruslah bersifat uniter. Untuk mencapai tujuan ini maka tingkat harga perlu disesuaikan dengan peerubahan produksi. Kebijakan menstabilkan harga tidaklah harus dilakukan secara kaku (rigid) tetapi perlu dibuat secara lebih fleksibel. Sampai kebatas-batas tertentu, perlu terdapat kebebasan perubahan harga.

2.2       Menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada harga keseimbangan


S

Kelebihan penawaran

D
Kebijakan lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tigkat yanglebih tinggi dari pada yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal sebagai kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah. Bagaimana bentuk kebijakan tersebut dan apa dan apa efeknya terhadap pembeli dan para produsen dapat diterangkan dengan menggunakan gambar 1.6.








D1

D1

Pm

P

H
A
R
G
A

O

Q2

Q

Q1

D

S

E

kuantitas
 


























 

 

 

 

 

 

 

 


Apabial didalam pasar tidak terdapat campur tangan pemerintah, keseimbangan dicapai pada titik E – pada harga sebesar P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah sebanyak Q. Jika pemerintah merasa harga P terlalu rendah, kebijakan harga minimum akan dijalankan dan harga akan ditetapkan pada Pm. Dengan kebijakan ini maka pemerintah telah mengubah permintaan dalam pasar dari DD menjadi D1D1. Akibat kenaikan harga tersebut maka pembeli hanya bersedia membeli sebanyak Q2 sedangkan penjual menawarkan sebanyak Q1. Maka dipasar akan terjadi kelebihan penawaran yang wujud tersebut pada harga Pm.

Satu masalah penting yang akan timbul dalam menjalankan kebijakan penetapan harga di tas harga keseimbangan adalah masalah stok surplus produksi yang terus-menerus bertamabah tinggi. Sekiranya setiap tahun pemerintahperlu membeli kelebihan penawaran maka dari tahun ketahun stok surplus produksi akan bertambah banyak. Kalau barang ini ditawarkan kembali ke pasar maka tindakan tersebut akan menurunkan harga. Cara yang dapat dilakukan agar harga tetap pada tingkat yang ditentukan adalah dengan melakukan kebijakan membuang atau menghancurkan kelebihan produksi yang dibeli pemerintah ataupun dengan cara mengekspor kelebihan produksi itu keluar negeri.

                                     III. Menstabilkan pendapatan dengan subsidi

Masalah yang diterangkan diatas, yaitu stok kelebihan produksi yang terus menerus bertambah akibat dari pembelian atas harga keseimbangan, dapat dihindari dengan cara memberi subsidi pendapatan kepada para petani. Dalam kebijakan ini, pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima petani untuk setiap produksinya. Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara harga jaminan dan harga keseimbangan.

Akibat dari kebijakan memberi subsidi kepada pendapatan petani dan harga dapat dilihat dalam gambar 1.7. Tanpa campur tangan pemerintah maka keseimbangan akan dicapai pada titik E dan harga pasar adalah sebesar P. Karena harga ini dianggap tidak memberi pendapatan yang memadai kepada para petani maka pemerintah perlu menentukan harga jaminan sebesar P2. Akibat kebijakan harga jaminan yang lebih tinggi itu maka penawaran bertambah dari Q menjadi Q1 dan kurva penawaran berubah dari SS menjadi S1S1. Akibatnya, kedudukan keseimbangan di pasar berubah dari E menjadi E1. Berarti harga pasar barang tersebut menurun menjadi P1.

Keseimbangan baru ini menunjukan bahwa kebijakan subsidi pendapatan dapat petani dari penjualan kepasar sangat sedikit sekali, yaitu sebesar OQ1E1P1 dan oleh karena itu untuk mempertahankan pendapatan mereka pada tingkat yang dikehendakimaka subsidi pemerintah diperlukan. Dalam gambar 1.7 besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2 dan dengan demikian pendapatan yang diterima para petani adalah OQ1E2P2.

GAMBAR 1.7

Menaikan pendapatan dengan memberi subsidi



H
A
R
G
A
 

P2

P

P1

O

D

S1

S

E2

E

S

Q

Q1

E1

D

S1

 










 

 

 

 

 

 

 

 

 


 


2.4  KEBIJAKAN HARGA MAKSIMUM

            Di dalam masa perang atu ketidak stabilan politik dan kadang kadang juga dalam masa damai, adakalanya timbul keadaan di mana penawaran adalah terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar. Dalam pasar bebas, keadaan itu akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang lebih jauh lebih tinggidari harga yang wajar. Di bawah ini di uraikan cirri-ciri kebijakan maksimum dan implikasinya.

a.                   Ciri-ciri kebijakan harga maksimum

            Dalam pasar bebas, permintaan dan penawaran akan menentukan tingkat harga yang berlaku di pasar. Harga yang yang di tetapkan oleh pasar bebas itu adalah terlalu tinggi dan menimbulkan implikasi yang buruk pada kegiatan ekonomi secara keseluruhan.atau sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Cirri-ciri kebijakan harga maksimum akan dapat dengan lebih jelas di lihat dengan menggunakan gambar 6.8.

Tanpa adanya campuran pemerintah keseimbangan akan tercapai pada E, di mana harga dalam pasar bebas adalah sebesar P dan barang yang di perjual belikan sebanyak Q, harga sebesar P di anggap pemerintah terlalu tinggi dan mendorong pemerintah menjalankan kebijakan harga maksimum. Misalkan harga maksimum tersebut di tetapkan pada Pm dan pada

 


 

 

 

 

 

 

Harga tersebut jumlah yang di tawarkan para penjual adalah Q2 sedangkan jumlah yang di minta pembeli adalah Q1. dengan demikian kebijakan harga maksimum menimbulkan kelebihan permintaan sebanyak Q2Q1.

b.                   Implikasi kebijakan harga maksimum

            Karena kebijakan maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan seperti itu berkecenderungan untuk menciptakan pasar gelap.yaitu kegiatan jual beli yang di lakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang di harapkan. Kalau semua barang yang tersedia di jual belikan kembali ke pasar gelap maka harga akan mencapai P1.

pemerintah tidak dapat menghindari kecenderungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat di pandang dan tidak menemui sasarannya. Adalah lebih baik menentukan harga dengan mekanisme pasar karena dengan cara demikian harga akan lebih rendah dari P1 (yaitu hanya mencapai P) dan jumlah barang yang di perjual belikan banyak (yaitu sebanyak Q) kalau di pasar gelap mencapai P1 maka pendapatan yang di terima oleh para penjual di pasar gelap adalah sebesar Pm ABP1.

Cara untuk mengurangi pasar gelap adalah dengan mengenakan hukuman atau denda yang berat pada pihak-pihak yang melakukannya. Tindakan yang lain tidak terlalu drastis adalah melaksanakan penjatahan, yaitu pembeli di perbolehkan membeli sejumlah tertentu saja dan jumlah ini adalah kurang dari yang di inginkannya.

Kelebihan permintaan yang wujud adalah sebagai akibat kebijakan maksimum akan terus menerus bartambah besar dari waktu kewaktu. Maka dari itu pasar besar akan semakin meluas dan jurang antara harga pasar gelap dan harga maksimum yang di tetapkan menjadi semakin besar.akhirnya keburukan yang di timbulkan oleh pasar gelap adalah lebih besar dari kebaikan yang di peroleh dari kebijakan harga maksimum. Akibat yang seperti ini akan mendorong pemirintah untuk meninjau kembali kebijakan harga maksimum yang dijlankannya.


 

2.5  Pengaruh pajak penjualan

Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu jual beli keatas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak penjualandikenakan dalam bentuk suatu presentasi tertentu dari hasil penjualan. Misalkan, pajak penjualan adalah 10% dari harga atau hasil penjualan. Pungutan pajak penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut. Dalam analisis dapat ditunjukan bahwa pajak penjualan tersebut tidak seluruhnya dibayar oleh pembeli. Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul oleh para penjual. Pembagian beban pajak antara pembeli dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax insidance. Analisis mengenai insiden pajak akan memberikan suatu gambaran tentang besarnya proporsi pajak penjualan yang akan yang akan ditanggung oleh penjual dan pembeli. Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat proporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual pada masing-masing keadaan berikut.

·         Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan penjual.

·         Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan penjual.

a.                   Insiden pajak dan elastisitas permintaan

Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengarruhi insiden pajak akan dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana permintaan adalah elastis dengan permintaan adalah tidak elastis. Keadaan seperti itu akan ditunjukan dalam gambar 1.9 (i) menggambarkan insiden pajak apabila permintaan elastis dan bagian (ii) menggambarkan keadaan apabila permintaan tidak elastis.

GAMBAR 1.9

Insiden pajak dan elastisitas permintaan

Q



T

(i)                  Permintaan elastis

Q1



S



S1



S



S1



E



D



E1



D



O



A



P



P1



P



 

 

 

 

 

 


 







P

P1

P

A

O

Q

Q

S1

S1

S

S

D1

D1

E1

E

T
 












 

 

 

 

 

 

 

 

 



(ii) permintaan tidak elastis
                                                                          

 

Kasus permintaan elastis

dalam gambar 6.9(1)dimisalkan sebelum adanya pajak penjualan, kurva permintaan dan penawaran berturut-turut adalah DD dan SS, Maka keseimbangan adalah pada titik E dan keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga adalah P dan jumlah barang yang di perjualbelikan adalah Q. Kemudian misalkan pemerintahan mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Akibat pajak penjualan ini kurva penawaran akan berubah dari SS menjadi S,S, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan keseimbangan dari E kepada  Dapat dilihat bahwa harga akan naik menjadi dan jumlah barang yang di perjualbelikan hanya mencapai jumlah  .

            kalau dibandingkan harga sebeum adanya pajak penjualan dan harga sesudah pajak tersebut dikenakan, uraian di atas menunjukkan bahwa harga naik sebanyak . ini berarti bahwa beban pajak yang di tanggung konsumen hanyalah dan selebihnya yaitu (T- )= PA ditanggung oleh penjua/produsen.

Kasus permintaan tidak elastis

Dalam gambar 6.9 (ii) dimisalkan sebelum pemerintah memungut pajak penjualan permintaan dan penawaran adalah DD dan SS. Kurva penawaran SS pada gambar 6.9 (ii) adalah sama dengan kurva penawaranpada gambar 6.9 (i). Akan tetapi kurva permintaan lebih tidak elastis pada kurva permintaan DD berdasarkan pemmisalan yang di buat keseimbangan permulaan adalan pada titik E yaitu pada harga P dan jumlah barang yang di perjual belikan adalah Q. Seperti pada gambar 6.9 (i) dimisalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan sebasar T dan akibatnya kurva penwaran bergeser dari SS ke serta keseimbangan berubah daari E menjadi .

            `Keadaan keseimbangan yang baru menunjukkan harga telah naik menjadi dan jumlah baarang yang di perjualbelikan turun menjadi . gambar 6.9 (ii) menunjukkan pajak penjualan yang diayar konsumen adalah dan produsen membayar senbanyak PA. Dalam grafik jelas terlibat P > PA yang berarti beban pajak yang di tanggung konsumen lebih besar dari yang ditanggung oleh konsumen.

 

Kesimpulan

Dari analisis di atas dapat di buat 2 kesimpulan penting berikut:

1.                   Semakin elastis kurva permmintaan semakin sedikit pajak yang di tanggung pembeli

Apabila kurva permintaan elastis sempurna, maka seluruh pajak penjualan di bayar oleh penjual. Jika permintaan tidak elastis sempurna, seluruh pajak penjualan di tanggung pembeli.

2.                   Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit barang yang di perjualbelikan akibat pemungutan pajak oleh pemerintah

 

b.      Insiden pajak dan elastisitas pesawaran

Untuk melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua keadaan keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan yang pertama kurva penawaran adalah elastis dan pada keadaan kedua kurva penawaran tidak elastis. Dalam kedua keadaan tersebut dimisalkan kurva permintaan tetaap sama. Insiden pajak yang ditunjukkan dalam gambar 6.10 dibuat berdasarkan pemisalan ini.

Kasus Penawaran Elastis

Terlebih dahulu akan kita perhatikan keadaan dalam gambar 6.10 (1), yaitu untuk melihat corak insiden pajak apabila kurva penawaran bersifat elastic. Sebelum ada pajak penjualan kurva penawaran adalah SS, kurva permintaan adalah DD dan berdasarkan kedua kurva tersebut keseimbangan dicapai di titik E. Yang menujukkan harga adalah P dan jumlah yang di perjualbelikn adalah Q. Seterusnya misalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Ini mengakibatkan kurva penawaran bergeser dari SS menjadi  dan sekarang keseimbangan dicapai di titik . Harga naik menjadi  dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi . Dengan demikian dari pajak penjualan sebanyak T yang dibayar  pembeli adalah  sedangkan selebihnya yaitu  ditanggung penjual.

Kasus Penawaran Tidak Elastis

            Gambar 6.10 (ii) menujukan corak insiden pajak apabila kurva penawaran tidak elastic sedangkan kurva permintaan DD adalah sama dengan permintaan dalam gambar 6.10 (i). sebelum dipungut pajak penjualan kurva penawaran adalah SS maka keseimbangang tercapai pada E dan keseimbangan ini menujukan bahwa jumlah barang yang diperjualbelikan Q unit pada harga sebanyak P. pajak penjualan sebesar T telah menggeser kurva penawaran ke  dan keseimbangan yang baru adalah . Jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi . mengenai insiden pajak, keadaan yang di gambarkan dalam gambar 6.10 (ii) menujukan bahwa dari

GAMBAR 1.10


S1

P
Insiden pajak dan elastisitas penawaran


P1

Q





S

E1

D

S1

S

D

E

T

(i)Penawaran elastis


O

Q1

Q

P

A
 












 

 

 

 

 

 

 





 

 

 

 


Q





S

E1

D

P1

P

A

O

Q1

Q

S1

S

D

E

T


S1

(ii)Penawaran tidak elastis
 












 

 

 

 

 

 

 

 


            Pajak penjualan sebesar T, sebesar P ditanggung oleh pembeli dan sebaliknya, yaitu PA ditnggung olaeh penjual.

Kesimpulan

            Berdasarkan analisis terhadap keadaan yang ditunjukkan dalam gambar 6.10 dapat disimpulkan dalam dua hal berikut.

a.                   Semakin elastic kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akn ditanggung pembeli. Seluru beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran bersifat elastis sempurna. Sebaliknya seluruh beban pajak ditanggung penjual apabila kurva penawaran bersifat tidak elastis.

 

b.                   Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin elastic kurva penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.


 

 

2.6  EFEK SUBSIDI PEMERINTAH

 

            Untuk melihat bagaimana subsidi dapat member manfaat kepda pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentu saja bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat menuirunkan harga. Sampai di mana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku. Gambar 6.11 dan Gambar 6.12 dapat di gunakan untuk mengetahuinya.

GAMBAR 1.11


S
Efek subsidi dan elastisitas permintaan



P

P1

P

A

O

E

D

R

S1

E1

D

Q

Q1

S

S1

(i)permintaan elastis


Q






P

P

P1

A

O

Q

Q1

Q

E1

E

R

D

S

S1

S

S1

D

(ii)permintaan tidak elastis
 























 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


SUBSIDI DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

Dalam gambar 6.11(i) dimisalkan sebelum ada subsidi tingkat keseimbangan ini menunjukan harga adalah P dan jumblah barang yang di perjualbelikan adalah Q. Subsidi sebesar  R akan bergeser kurva penawaran dari SS menjadi SS dan keseimbangan bergeser pula kepada E. Sekarang harga adalah P dan jumlah barang yang di perjualbelikan Q. Dengan cara yang sama,analisis terhadap  keadaan pada gambar 6.11 (ii) akan menunjukan bahwa subsidi sebesar R akan akan menyebabkan harga turun dari P kepada P.dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan akan meningkat dari Q menjadi Q. berdasarkan analisis ini,kesimpulan yang dapat dibuat mengenai subsidi adalah:

 

·         Semakin elastis  permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

·         Semakin elastis  permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.

 

SUBSIDI DAN ELASTISITAS PENAWARAN

Gambar 6.12 menunjukan pengaruh elastisitas penawaran kepada bagian subsidi yang di terima pembei dan penjual. Terlebih dahulu diperhatikan Gambar 6.12(i) dan dimisalkan keseimbangan permulaan adalah pada tingkat E dimana harga adalah P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Misalkan jumlah subsidi pemerintah adalah sebesar R dan ini menyebabkan kurva penawaran bergeser menjadi SS dan keseimbangan yang baru adalah E1. Berarti, harga telah turun menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan telah naik menjadi Q1.

 


(i)penawaran elastis




P

P1

A

O

Q

Q1

Q

E1

E

R

S1

S

S1

D

P



D

S
 












 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Q




P

P1

A

O

Q

Q1

E1

E

R

S1

S

S1

D

P



D

S

(ii)penawaran tidak elastis
 












 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


            Dengan cara yang sama, berdasarkan kepada gambar 6.12 (ii) padat di tunjukan bahwa  subsidi sebesar R akan menurunkan harga dari P kepada P1 dan jumlah barang yang  diperjualbelikan meningkat dari Q menjadi Q1.Berdasarkan analisis ini, dapat disimpulkan bahwa:

 

·         Semakin elastic penawaran,semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

·         Semakin elastic penawaran, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.


 

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1.Analisis dengan menggunakan teori permintaan dan penawaran akan dapat membantu memahami peristiwa-peristiwa ekonomi dalam masyarakat dan fakto-faktor yang menimbulkan keadaan yang berlaku. Dalam bab ini akan di perhatikan hal-hal berikut: (i) masalah sector pertanian dalam jangka panjang dan jangka pendek, (ii) beberapa kebijakan pemerintah di sector pertanian,dan (iii) efek pajak penjualan dan subsidi kepada keseimbangan permintaan dan penawaran.

 

2.Dalam jangka panjang,di Negara-negara,perkembangan sector pertanian dipengaruhi oleh dua factor berikut: (i) walaupun pendapat meningkat dengan pesat,tetapi permintaan terhadap permintaan terhadap barang pertanian sangat lambat peningkatannya;dan (ii) teknologi di sector pertanian berkembang dengan pesat dan meningkatkan produktivitas.Kedua factor tersebut menyebabkan semakin sedikit penduduk yang bekerja di sector pertanian dan harga barang pertanian berkembang dengan lambat.

 

3.Permintaan dan penawaran barang-barang pertanian yang bersifat elastis. Oleh sebab itu dalam perubahann dalam permintaan dan penawaran akan menimbulkan (i) fluktuasi harga yang sangat tinggi, dan (ii) fluktuasi pendapatan petani yang sangat besar

 

4.Masalah di sector pertanian menimbulkan implikasi yang buruk kepada taraf kemakmuran penduduk yang menjalankan kegiatan di sector tersebut.  Disamping itu perkembangan pendapatannya jauh tertinggal dengan penduduk di sekto lain. Untuk mengatasi persoalan ni pemerintah Negara maju melakukan berapa bentuk campur tangan yang bertujuan mengstabilkan harga,menstabilkan dan meningkatkan pendapatan para petani. Kebijakan tersebut adalah (i) membatasi produksi pertanian,dan(ii) melakukan campur tangan dengan jual bali hasil pertanian. Campur tangan hasil jual beli dalam pertanian meliputi tiga langka berikut: (i) mengstabilkan haraga pada harga keseimbangan melalui hasil jual beli hasil pertanian,(ii) menetapkan haraga minimum, dan (iii) memberikan subsidi kepada petani.

 

5. Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi harga jual dilakukan diluar sector pertanian. Contohnya adalah kebijakan pemerintah membatasi tingkat sewa rimah(di Negara maju) dan membatasi harga sesuatu barang (seperti harga bensin). Kebijakan menekan harga ini dinamakan kebijakan harga maksimum. Apabila tidak dikendalikan atau diatur dengan baik,kebijakan harga maksimum dapat menimbulkan pasar gelap.

 

6.Disetiap perekonomian pemerintah akan memungut cukai penjualan dan member subsidi. Kedua-dua kebijakan pemerintah tersebut akan mempengaruhi keseimbangan pasar dari barang yang harus membayar pajak penjualan atau menerima subsidi. Sebagai akibat pajak penjualan,harga meningkat dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang. Kenaikan harga akan ditanggung bersama,yaitu oleh penjual dan pembeli dan dinamakan beban pajak. Subsidi akan menurunkan harga dan menambah kualitas barang yang di jual. Subsidi akan dinikmati bersama, yaitu oleh penjual maupun pembeli.

                                                                       

 

 

 

 

6 komentar: