BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Analisis permintaan dan penawaran
memberikan bantuan yang sangat berarti kepada ahli ekonomi dalam memahami
peristiwa yang wujud dalam masyarakat. Teori permintaan dan penawaran terutama
berguna untuk menerangkan interaksi penjual dan pembeli di pasar persaingan
sempurna dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Didalam makalah ini,
penulis akan menerangkan lebih jelas tentang bagaimana perubahan penawaran dan
permintaan mempengaruhi perubahan harga barang pertanian, implikasi dari
perubahan itu kepada pendapatan petani-petani dan produsen pertanian lainnya,
serta kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga barang pertanian dan
pendapatan petani.
Analisis ketiga persoalan diatas
merupakan bagian terpenting dari uraian dalam makalah ini. Disamping itu makalah
ini juga membahas hal-hal seperti berikut, kebijakan pemerintah dalam
menentukan harga maksimum dan implikasinya terhadap masyarakat, efek pajak
penjualan terhadap harga dan barang yang diperjualbelikan, dan efek subsidi
pemerintah terhadap harga dan jumlah barang yang diperjual belikan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
·
Apa yang menjadi
masalah jangka panjang sektor pertanian?
·
Apa yang menjadi
masalah jangka pendek sektor pertanian?
·
Bagaimana cara
menstabilkan harga dan pendapatan pertanian?
·
Apa dampak dari
kebijakan harga maksimum?
·
Mengapa pajak penjualan
perlu dijalankan?
·
Apa efek dari subsidi
pemerintas?
1.3
TUJUAN PENULISAN
·
Untuk mengetahui
masalah jangka panjang sektor pertanian.
·
Untuk mengetahui
masalah jangka pendek sektor pertanian.
·
Untuk mengetahui cara menstabilkan
harga dan pendapatan pertanian.
·
Untuk mengetahui dampak
dari kebijakan harga maksimum.
·
Untuk mengetahui
peranan pajak penjualan.
·
Untuk mengetaui efek
dari subsidi pemerintah.
·
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 MASALAH
JANGKA PANJANG SEKTOR PERTANIAN
Didalam perekonomian yang belum
berkembang, sektor pertanian penting sekali artinya. Sebagian besar dari
produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah
tangga dibelanjakan untuk membeli hasil-hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit
demi sedikit akan mengurangi peranan sektor pertanian yang besar tersebut.
Dalam perekonomian yang sudah modern, seperti di Amerika Serikat dan
negara-negara di Eropa Barat, pertanian memegang peranan yang sangat kecil
dalam sumbangan terhadap produksi nasional.
Hanya
sebagian kecil saja pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli
barang-barang pertanian. Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sektor
pertanian dalam menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan
pekerjaan juga merosot. Dinegara industri yang modern hanya sebagian kecil
penduduk melakukan kegiatan disektor pertanian. Sedangkan dinegara-negara yang
baru saja sedang berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan
bekerja di sektor pertanian.
Apakah
yang menyebabkan kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang
semakin berkembang? Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang
telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu:
permintaan terhadap hasil pertanian yang
lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi disektor pertanian yang
memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi. Apakah pengaruh dari kedua
faktor ini kepada perkembangan haarga barang pertanian dalam jangka panjang?
Hal tersebut dianalisis dibawah ini.
a.
Pertambahan permintaan
barang pertanian lambat
Pertambahan
ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah.
Dinegara-negar barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan
abad yang lalu adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka
bertambah beberapa kali lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak
barang. Bagaiman pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar tersebut
digunakan? Lebih khusus lagi sampai di manakah pertambahan pendapatan itu
mempengaruhi permintaan terhadap barang pertanian?
Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan yang
sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan
pendapatan akan menaikan konsumsi berbagai macam barang, baik barang industri
maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu tidaklah berbanding lurus dengan
kenaikan pendapatan. Pertambahan konsumsi barang-barang bukan pertanian-seperti
barang pakaian, perumahan, barang tahan lama, hiburan dan pelancongan mengalami
pertambahan yang lebih cepat daripada pertambahan pendapatan. Ini berarti
barang-barang seperti itu memiliki elastisitas permintaan yang tinggi.
Sebaliknya, permintaan terhadap hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada
pertambahan kenaikan peendapatan, yang berati elastisitas permintaan
pendapatannya rendah. Akibat dari sifat permintaan yang demikian, pada tingkat
pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil dari pada pendapatan rumah tangga
digunakan untuk membeli barang pertanian.
Dengan
demikian, dari sudut permintaan, wujud kecendrungan yang melebarkan jurang
antara harga barang pertanian dan barang industri. Tingkat kenaikan permintaan
barang industri adalah lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami
pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan dengan kenaikan harga
barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang perbedaan harga barang
industri dan pertanian cendrung untuk semakin melebar.
b.
Kemajuan tekhnologi
yang pesat
Telah
dijelaskan diatas bahwa dinegara-negara maju hanya sebagian kecil penduduknya
bekerja disektor pertanian. Hal ini dimungkinkan oleh perkembangan teknologi
yang cepat disektor tersebut sehingga memungkinkan kenaikan produktivitas yang
sangat tinggi. Sebagai contoh, dalam tahun 1929 di Amerika Serikat sebanyak
12,8 juta orang bekerja disektor pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada
tahun 1929, kalau dihasilkan pada masa sekarang, yaitu kurang lebih sesudah
tujuh dekade, hanya memerlukan pekerja sebanyak 1,7 juta orang saja. Gambar ini
menunjukan betapa besar kenaikan produktivitas perorang yang berlaku dalam masa
lebih 70 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Sebagai akibat dari kenaikan
produktivitas yang seperti itu yang dialami Amerika Serikat dan negara-negara
maju lainnya, produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila terdapat
cukup banyak permintaan. Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian
mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat dari pada kemampuannya untuk
menambah produksi pertanian.
Keadaan
tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sektor pertanian
dinegara-negara maju. Yang pertama, hal itu mendorong kepada perpindahan tenaga
kerja dari sektor pertanian kesektor industri. Tetapi perpindahan itu pada
umumnya tidaklah secepat yang diperlukan dan ini terutama disebabkan oleh
karena kekurangan kesempatan kerja disektor lain. Yang kedua, kemajuan
teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah
yang dapat diproduksi oleh petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh
masyarakat. Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian cendrung untuk tetap
berada ditingkat yang sangat rendah.
c.
Masalah jangka panjang
pertanian dalam grafik
Masalah
jangka panjangsektor pertanian dapat juga diterangkan dengan menggunakan
perubahan terhadap kurva permintaan dan penawaran. Ini ditunjukan pada gambar 1.1.
pada mulanya, dalam perekonomian yang belum berkembang, permintaan terhadap
barang pertanian adalah seperti yang ditunjukan kurva DD dan penawaran seperti
ditunjukan kurva SS. Maka harga barang pertanian adalah Pdan jumlah hasil
pertanian yang diperjualbelikan adalah Q.
Kenaikan
pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah
permintaan. Tetapi, karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang
pertanian adalah rendah, maka pertambahan permintaan terhadap hasil pertanian
tidak begitu besar. Katakanlah pertambahan permintaan tersebut dari DD ke D1D1.
Pada waktu yang sama penawaran hasil pertanian mengalami pertambahan yang
relatif besar, yaitu bisebabkan oleh perkembangan dalam teknologi. Kemajuan
teknologi bercocok tanam yang sangat tinggi telah menyebabkan kenaikan
produktivitas dan produksi yang sangat pesat dan ini menyebabkan penawaran
bertambah dari SS menjadi S1S1 yang menggambarkan suatu
pertambahan yang relatif besar.
GAMBAR
1.1
S1
|
D1
|
S
|
D
|
Kecendrungan harga hasil pertanian dalam jangka
panjang
P
|
P1
|
H
A
R
G
A
|
O
|
Q
|
Q1
|
S
|
D
|
D1
|
S1
|
E1
|
E
|
KUANTITAS
|
Karena
permintaan telah bertambah menjadi D1D1 dan penawaran
juga berubah menjadi S1S1 maka keseimbangan pasar yang
baru adalah E1. Dengan demikian harga yang dicapai sekarang adalah
lebih rendah, yaitu harga adalah P1 dan ini jauh dibawah harga yang
lama (P).
2.2 MASALAH
JANGKA PENDEK DALAM SEKTOR PERTANIAN
Dalam
jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cendrung mengalami naik turun yang
relatif besar. Harganya boleh mencapai ketingkat yang sangat tinggi pada suatu
masa, sebaliknya mengalami kemorosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya.
Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran
terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifat ini menyebabkan
perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila permintaan atau penawaran mengalami perubahan. Faktor yang
menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan
kepada dua sumber berikut: (i) naik
turunnya permintaan, (ii) naik turunnya penawaran.
a.
Ketidak stabilan yang
bersumber dari perubahan penawaran
Tingkat
produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada
diluar kemampuan para petani untuk mengendalikannya. Produksi pertanian sangat
dipengaruhi oleh faktor alamiah. Pada umumnya, produksi hasil pertanian selalu
berubah-ubah dari satu musim ke musim lainnya. Perubahan musiman ini terutama
dipengaruhi oleh keadaan cuaca, iklim dan faktor-faktor alamiah yang lain,
seperti banjir yang terlalu besar atau kemarau yang terlalu panjang. Selain itu
serangan hama tanaman dan binatang pengganggu misalnya serangan tikus atau
burung pada tanaman padi juga dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap
perubahan produksi hasil pertanian. Faktor-faktor
ini menyebabkan tingkat produksi pertanian cendrung mengalami perubahan yang
relatif besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi barang-barang
industri.
Dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat
tidak elastis. Dalam jangkan panjang disebabkan
karena elastisitas permintaan pendapatan terhadap barang-barang pertanian
adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan kenaikan yang
kecil saja terhadap permintaan. Dalam jangka pendek ia tidak elastis karena
kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok harian, yaitu
digunakan tiap-tiap hari. Walaupu harganya sangat meningkat namun jumlah yang
sama masih tetap harus dikonsumsi. Sebaliknya pada waktu harga sngat merosot
konsumsi tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif
tetap tadi.
Oleh
karena sifat permintaan keatas barang pertanian yang tidak elastis tersebut,
harga akan mengalami perubahan yang sangat besar sekiranya penawaran hasil
pertanian mengalami perubahan. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dalam gambar
1.2. Gambar 1.2 (i) menggambarkan keadaan permintaan dan penawaran terhadap
barang pertanian dan gambar 1.2 (ii) menggambarkan keadaan permintaan dan
penawaran terhadap barang industri. Misalkan pada mulanya dimasing-masing
sektor, penawaran seperti yang ditunjukan oleh kurva SS, tetapi sektor
pertanian kurva permintaannya adalah Dp sedangkan disektor industri
kurva permintaan adalah Di. Kurva Di adalah lebih elastis
dari kurva Dp. Dalam sektor pertanian keseimbangan dicapai di Ep
dan disektor industri di Ei. Maka harga barang pertanian
adalah P dan harga barang industri adalah H dan dapat dilihat bahwa P=H.
Selanjutnya
kita misalkan penawaran terhadap barang pertanian dan barang industri
masing-masing bertambah dari SS menjadi S1S1. Perubahan
ini menyebabkan disektor pertanian keseimbangan berubah dari Ep
menjadi ep dan dari sektor industri keseimbangan berubah dari Ei
menjadi ei. Dengan demikian disektor pertanian harga menjadi
sangat merosot, yaitu hanya mencapai P1 sedangkan pada sektor
industri tidak mengalami penurunan yang terlalu besar, yaitu dari H ke H1.
GAMBAR
1.2
Perbandingan
keadaan dipasar barang pertanian dan barang industri
P
|
H
|
S1
|
S
|
E1
|
P
|
EP
|
S
|
S1
|
P
|
e1
|
H1
|
D1
|
DP
|
S1
|
eP
|
S
|
Q
|
O
|
P
|
S1
|
Q
|
S
|
O
|
(1)
permintaan dan
penawaran (ii) permintaan dan penawaran
barang pertanian barang industri
b.
Ketidakstabilan yang
ditimbulkan oleh perubahan permintaan
Setiap perekonomian tidak selalu
mencapai tingkat kegiatan yang tinggi. Adakalnya ia mengalami resesi dan
kemunduran dan adakalanya tenaga kerja dan barang-barang modal hampir
sepenuhnyadigunakan (berarti kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan
yang sangat tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi
permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil-hasil
pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunyya kegiatan
ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi sifat perubahan harga
ini adalah berbeda untuk berbagai jenis barang. Barang-barang pertanian
cendrung menngalami perubahan harga yang lebih besar dari pada harga
barang-barang industri. Sifat perubahan yang seperti itu disebabkan karena
penawaran terhadap barang-barang pertanian, seperti juga dengan permintaannya,
yaitu tidak elastis.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis. Yang
pertama, barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja
sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan pada bulan-bulan tertentu
dan dari tahun ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah walaupun terjadi
perubahan harga yang cukup besar. Kedua, kapasitas memproduksi sektor pertanian
cendrung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh
perubahan permintaan. Petani cendrung untuk secara maksimal menggunakan tanah
yang dimilikinya. Pada waktu harga turun mereka akan bekerja giat dan berusaha
mencapai produksi yang tinggi agar pendapatan mereka tidak dapat menaikkan
produksi karena kapasitas produksi mereka (dalam jangka pendek) telah mencapai
tingkat maksimal. Ketiga, beberapa jenis tanaman memerlukan waktu
bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh. Tanaman seperti ini antara
lain tanaman buah-buahan dan bahan-bahan mentah pertanian seperti minyak kelapa
sawit dan karet.
Penawaran barang pertanian yang
sukar berubah tersebut, yang diikuti pula oleh ketidak elastisan permintaannya,
dapat menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila berlaku perubahan
permintaan. Hal ini dapat dengan jelas ditunjukan dengan grafik, yaitu seperti
yang ditunjukan pada gambar grafik 1.3.
Didalam gambar tersebut
dibandingkan akibat perubahan permintaan, terhadap harga barang pertanian dan
harga barang industri. Gambar 1.3 (i) menunjukan keadaan permintaan dan
penawaran barang pertanian, dan gambar 1.3 (ii) menunjukan permintaan dan
penawaran barang industri.
GAMBAR 1.3
Pengaruh perubahan permintaan
terhadap harga harga
P
|
P1
|
O
|
Q1
|
Q
|
eP
|
Q
|
EP
|
dP
|
SP
|
DP
|
P
|
(i)barang
pertanian
O
|
Q
|
Q1
|
Q
|
P1
|
P
|
P
|
d1
|
e1
|
E1
|
S1
|
D1
|
(ii)
barang industri
Misalkan
pada mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian
berturut-berturut ditunjukan oleh kurva Dp dan Sp. Sesuai
dengan sifat permintaan dan penawaran barang pertanian, yaitu keduanya bersifat
tidak elastis, kurva Dp dan Sp adalah tidak elastis.
Keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah di P dan jumlah
barang yang diperjualbelikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan, oleh karena
beberapa faktor tertentu, perekonomian mengalami resesi. Kemunduran ekon omi
ini menyebabkan permintaan keatas barang pertanian pinda dari Dp
menjadi dp. Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka
keseimbangan yang baru dicapai di titik ep. Dengan demikian, harga
barang pertanian telah merosot menjadi P1 dan jumlah barang yang
diperjualbelikan menjadi Q1.
Seterusnya
perhatikanlah keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Pada
mulanya dimisalkan, permintaannya dan penawarannya berturut-turut adalah D1
da S1. Berdasarkan pemisalan ini pada mulanya keseimbangan dicapai
pada titik E1. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang
industri maka kedua kurva tersebut adalah relatif lebih elastis. Apabila
berlaku kemerosotan ekonomi, perubahan permintaan keatas barang industri telah
memindahkan kurva permintaan dari D1 menjadi d1. Maka
keseimbangan yang baru adalah pada e1, yang berarti harga telah
turun ke P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang
menjadi Q1.
Jelas
kelihatan bahwa PP1 dalam grafik (i) adalah jauh lebih besar dari pada PP1dalam
grafik (ii)(walaupun digambarkan bahwa perubahan permintaan terhadap barang
industri adalah kira sama besar dengan perubahan permintaan terhadap barang
pertanian). Ini membuktikan bahwa perubahan permintaan menimbulkan perubahan
harga yang lebih besar terhadap harga barang pertanian daripada terhadap harga
barang industri.
c.
Permintaan, pendapatan
dan penggunaan tenaga kerja
Dengan
menggunakan gambar 1.3 dapat pula ditunjukan bagaimana perubahan harga
mempengaruhi pendapatan dan penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan menghasilkan
barang industri dan barang pertanian. Terlebih dahulu akan diperhatikan keadaan
yang wujud dalam kegiatan yang menghasilkan barang pertanian.
Telah
diterangkan bahwa perubahan permintaan dari Dp menjadi dp
telah menyebabkan keseimbangan pindah dari Ep menjadi ep.
Dengan demikian pendapatan produsen barang pertanian menurun dari sebanyak yang
ditunjukan kotak OQEPP menjadi seperti yang ditunjukan oleh kotak
OQePP1. (catatan: pendapatan produsen/penjual adalah sama
dengan harga dikali dengan jumlah barang yang diperjualbelikan). Kedua kotak
tersebut menggambarkan hasil perkalian antara harga dan jumlah barang pertanian
yang diperjualbelikan.
Jelas
kelihatan bahwa pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang
besar sebagai akibat dari permintaan yang merosot. Pengurangan pendapatan yang
besar tersebut terutama disebabkan oleh harga yang sangat merosot dan bukan
karena produksi yang sangat besar penurunannya.produksi mengalami penurunan
yang relatif sedikit, yaitu dari Q ke Q1. Kalau produksi tidak
banyak berubah maka maka tenaga kerja yang digunakan juga tidak banyak berubah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan
daripada kesempatan kerja.
Adakah
perubahan permintaan menimbulkan akibat yang sama keatas kegiatan menghasilkan
barang industr? Untuk memperoleh jawabannya perhatikan gambar 1.3 (ii). Perubahan
permintaan dari D1 menjadi d1 menyebabkan perubahan
keseimbangan dari E1 menjadi e1. Dengan demikian
pendapatan dari penjualan barang industri berkurang dari seperti ditunhukan
oleh kotak OQE1P menjadi yang ditunjukan oleh kotak OQe1P1.
Jelas
dapat dilihat bahwa walaupun pendapatan dari penjualan hasil industri
berkurangtetapi pengurangan itu tidaklah sebesar pengurangan pendapatan
produsen barang pertanian. Disamping itu dapat pula dilihat bahwa penurunan
pendapatan dan hasil penjualan tersebut terutamadisebabkan oleh kemerosotan
produksi barang industri, yaitu Q menjadi Q1. Pengurangan produksi
pada kegiatan menghasilkan biasanya diikuti oleh memberhentikan pekerja. Dari
penjelasan ini maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa dalam kegiatan industri perubahan permintaan
lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan pendapatan (terutama pendapatan
tiap pekerja) tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.
2.3 MENSTABILKAN
HARGA DAN PENDAPATAN PERTANIAN
Untuk
menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian berbagai negara
melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara.
I.
Membatasi (menentukan
quota) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
II.
Melakukan
pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasaran bebas.
III.
Memberikan subsidi
kepada para produsen apabila harga pasar adalaah lebih rendah daripada harga
yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
I.
Membatai jumlah
produksi
Untuk menjaga agarproduksi tidak
mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga menimbulkan masalah-masalah yng
menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen hasil pertanian, pemerintah dapat
membatasi jumlah produksi yang dibenarkan dicapai para produsen. Bagaimana
kebijakan itu dilaksanakan dan bagaimana
akibatnya kepada produksi dan harga, dapat diterangkan dengan menggunakan gambar
1.4. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran keatas
sesuatu hasil pertanian berturut-turut ditunjukan oleh inetraksi antara
permintaan dan penawaran, maka harga yang tercapai adalah P1 dan
jumlah barang yang diperjualbelikan Q1.
Misalkan harga yang tercapai dalam
pasar bebas ini tidak memuaskan petani dan pemerintah, sebab dianggap harga
tersebut terlalu rendah. Harga yang dianggap memadai adalah yang akan
memberikan pendapatan yang lumayan kepada para petani, yaitu P2.
Apabila permintaan adalah tetap seperti yang ditunjukan oleh kurva DD maka
harga P2 hanya akan wujudapabila penawaran adalah seperti yang
ditunjukan oleh Sq. Dengan demikian barang yang sebaiknya
diproduksikan dan diperjualbelikan haruslah sebesar Q2. Ini berarti
para petani seara keseluruhan memproduksi tidak lebih dari Q2. Tanpa
adanya pembatasan produksi, pada harga P2 para petani akan
memproduksi sebanyak Q3. Tujuan dari kebijakan pembatasan produksi
adalah untuk menghalangi petani memproduksi lebih daripada Q2.
GAMBAR 1.4
Menjaga kestabilan harga
dengan pembatasan produksi (quota)
P2
|
P1
|
h
a
r
g
a
|
E2
|
D
|
Sq
|
S
|
S
|
E1
|
D
|
Q3
|
Q1
|
Q2
|
O
|
kuantitas
|
Kebijakan
membatasi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi secara pasar
bebas menimbulkan dua macam perubahan berikut : (i) harga barang naik, tetapi
ini dapat mempengaruhi pendapatan para petani? Apakah pendapatan petani akan
bertambah atau berkurang, setelah kebijakan membatasi tingkat produksi
dilakukan, tergantung kepada elastisitas permintaan diantara titik E2
dan E1. Apabila diantara kedua titik tersebut permintaan permintaan
bersifat tidak elastis maka kebijakan membatasi produksi akan menaikan
pendapatan para petani. Maka dapatlah dibuat kesimpulan bahwa kebijakan
membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan
mencapai sasrannya hanya apabila permintaan
terhadap barang yang dibatasi produksinya adalah tidak elastis.
II.
Campur tangan dalam
jual beli
Cara lain yang dapat dilaksanakan
pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar petani menerima harga yang
wajar adalaha dengan melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan
distabilkan. Untuk melakukan campur tangan ini pemerintah perlu mendirikan badan
yang akan melakukan jual beli barang dan menyimpasn stok barang yang akan
diperjualbelikan. Dalam persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut:
i.
Pemerintah menstabilkan
harga pada tingkat yang ditemukan oleh pasar bebas.
ii.
Pemerintah menstabilkan
harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.
2.1 Menstabilkan harga pada keseimbangan
pasar bebas
Dalam
kebijakan ini yang diusahakan pemerintah adalah: “didalam jangka panjang
tingkat harga adalah sama dengan harga keseimbangan ang ditentukan dalam pasar
bebas”. Jadi pada hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa harga yang ditentukan
oleh pasar bebas sudah cukup wajar dan
tidak perlu diubah. Yang diusahakan pemerintah adalah agar dalam jangka panjang
harga dapattetap dipertahankan. Untuk melihat bagaimana kebijakan menstabilkan
harga seperti yang dinyatakan diatas dilaksanakan. Perhatikanlah gambar 1.5
Kurva
DD dan SS berturut-turut adalah permintaan dan penawaran dipasar. Maka
keseimbangan dicapai pada titik E, harga keseimbngan pasar bebas adalah P dan
jumlah yang diperjualbelikan adalah Q. Pemerintah merasa bhwa harga
keseimbangan ini merupakan harga yang wajar dan berusaha menjaga agar dalam
jangka panjang harga tersebut dapat dipertahankan. Untuk mencapai tujuan
tersebut pemerintah melakukan jual beli dipasar.
Apabila
produksi mencapai Q2 maka harga cendrung mencapai tingkat yang lebih
rendah daripada P. Untuk menghindari kemerosotan harga ini maka pemerintah akan
membeli sebanyak QQ2 pada harga sebesar P dan menyimpan barang
tersebut. Sebaliknya, jika produksi hanya mencapai Q1 maka harga
cendrung menjadi cbertambah tinggi. Pemerintah akan mencegah hal ini dengan
menjual stoknya sebanyak Q1Q. Dengan demikian pada hakikatnya campur
tangan pemerintah dalam bentuk menjual atau membeli barang yang ingin
distabilkan harganya telah menyebabkan permintaan keatas barang itu berubah
dari DD menjadi D1D1.
GAMBAR
1.5
Menstabilkan
harga pada harga keseimbangan pasar bebas
H
A
R
G
A
|
P
|
O
|
D1
|
E1
|
E
|
D
|
S
|
E2
|
D1
|
D
|
S
|
Q1
|
Q
|
Q2
|
kuantitas
|
Bagaiman
akibat kejikan ini kepada pendapatan petani? Adakah akan stabil? Ternyata
tidak. Kebijakan ini hayna menstabilkan harga sedangkan pendapatan petani menjadi
sangat tidak stabil. Pada waktu produksi tinggi, pendapatan petani juga tinggi
dan pada waktu produksi rendah, pendapatan petani juga rendah. Keadaan ini
dapat dengan jelas dilihat dalam Gambar 1.5. pada waktu produksi Q1,
pendapatan para petani hanya OQ1E1P. Sedangkan pada waktu
produksi Q2 pendapatan para petani berjumlah OQ2E2P.
Campur
tangan dalam jual beli yang bagaimanakah dapat menjamin agar pendapatan para
petani tetap stabil? Dalam bab 5 telah diterangkan bahwa hasil penjualan akan
tetap besarnya apabila elastisitas permintaan adalah uniter (elastisitas=1).
Untuk menstabilkan pendapatan petani maka kebijakan jual beli pemerintah
haruslah membuat perubahan terhadap tingkat harga pada presentasi yang sama
dengan perubahan produksi. Sekiranya produksi naik 10 persen maka harga harus
diturunkan 10 persen juga dan sekiranya produksi turun 10 persen maka
pemerintah perlu berusaha agar harga mengalami kenaikan sebesar 10 persen. Dengan
demikian, sesudah pemerintah melakukan campur tangan, elastisitas permintaan
yang dihadapi petani haruslah bersifat uniter. Untuk mencapai tujuan ini maka
tingkat harga perlu disesuaikan dengan peerubahan produksi. Kebijakan
menstabilkan harga tidaklah harus dilakukan secara kaku (rigid) tetapi perlu
dibuat secara lebih fleksibel. Sampai kebatas-batas tertentu, perlu terdapat
kebebasan perubahan harga.
2.2 Menetapkan harga yang lebih tinggi dari
pada harga keseimbangan
S
|
Kelebihan penawaran
|
D
|
Kebijakan lebih sering dilakukan pemerintah adalah
menetapkan harga pada tigkat yanglebih tinggi dari pada yang ditentukan pasar
bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal sebagai kebijakan harga minimum
atau kebijakan harga terendah. Bagaimana bentuk kebijakan tersebut dan apa dan
apa efeknya terhadap pembeli dan para produsen dapat diterangkan dengan
menggunakan gambar 1.6.
D1
|
D1
|
Pm
|
P
|
H
A
R
G
A
|
O
|
Q2
|
Q
|
Q1
|
D
|
S
|
E
|
kuantitas
|
Apabial
didalam pasar tidak terdapat campur tangan pemerintah, keseimbangan dicapai
pada titik E – pada harga sebesar P dan jumlah barang yang diperjualbelikan
adalah sebanyak Q. Jika pemerintah merasa harga P terlalu rendah, kebijakan
harga minimum akan dijalankan dan harga akan ditetapkan pada Pm.
Dengan kebijakan ini maka pemerintah telah mengubah permintaan dalam pasar dari
DD menjadi D1D1. Akibat kenaikan harga tersebut maka
pembeli hanya bersedia membeli sebanyak Q2 sedangkan penjual
menawarkan sebanyak Q1. Maka dipasar akan terjadi kelebihan
penawaran yang wujud tersebut pada harga Pm.
Satu
masalah penting yang akan timbul dalam menjalankan kebijakan penetapan harga di
tas harga keseimbangan adalah masalah stok surplus produksi yang terus-menerus
bertamabah tinggi. Sekiranya setiap tahun pemerintahperlu membeli kelebihan
penawaran maka dari tahun ketahun stok surplus produksi akan bertambah banyak.
Kalau barang ini ditawarkan kembali ke pasar maka tindakan tersebut akan
menurunkan harga. Cara yang dapat dilakukan agar harga tetap pada tingkat yang
ditentukan adalah dengan melakukan kebijakan membuang atau menghancurkan
kelebihan produksi yang dibeli pemerintah ataupun dengan cara mengekspor
kelebihan produksi itu keluar negeri.
III. Menstabilkan
pendapatan dengan subsidi
Masalah
yang diterangkan diatas, yaitu stok kelebihan produksi yang terus menerus
bertambah akibat dari pembelian atas harga keseimbangan, dapat dihindari dengan
cara memberi subsidi pendapatan kepada para petani. Dalam kebijakan ini,
pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang
akan diterima petani untuk setiap produksinya. Harga jaminan adalah lebih
tinggi dari harga keseimbangan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang akan
diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara
harga jaminan dan harga keseimbangan.
Akibat
dari kebijakan memberi subsidi kepada pendapatan petani dan harga dapat dilihat
dalam gambar 1.7. Tanpa campur tangan pemerintah maka keseimbangan akan dicapai
pada titik E dan harga pasar adalah sebesar P. Karena harga ini dianggap tidak
memberi pendapatan yang memadai kepada para petani maka pemerintah perlu
menentukan harga jaminan sebesar P2. Akibat kebijakan harga jaminan
yang lebih tinggi itu maka penawaran bertambah dari Q menjadi Q1 dan
kurva penawaran berubah dari SS menjadi S1S1. Akibatnya,
kedudukan keseimbangan di pasar berubah dari E menjadi E1. Berarti
harga pasar barang tersebut menurun menjadi P1.
Keseimbangan
baru ini menunjukan bahwa kebijakan subsidi pendapatan dapat petani dari
penjualan kepasar sangat sedikit sekali, yaitu sebesar OQ1E1P1
dan oleh karena itu untuk mempertahankan pendapatan mereka pada tingkat yang
dikehendakimaka subsidi pemerintah diperlukan. Dalam gambar 1.7 besarnya
subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2
dan dengan demikian pendapatan yang diterima para petani adalah OQ1E2P2.
GAMBAR
1.7
Menaikan
pendapatan dengan memberi subsidi
H
A
R
G
A
|
P2
|
P
|
P1
|
O
|
D
|
S1
|
S
|
E2
|
E
|
S
|
Q
|
Q1
|
E1
|
D
|
S1
|
2.4 KEBIJAKAN
HARGA MAKSIMUM
Di dalam masa perang atu ketidak
stabilan politik dan kadang kadang juga dalam masa damai, adakalanya timbul
keadaan di mana penawaran adalah terbatas sedangkan permintaan jauh lebih
besar. Dalam pasar bebas, keadaan itu akan menyebabkan harga keseimbangan
mencapai tingkat yang lebih jauh lebih tinggidari harga yang wajar. Di bawah
ini di uraikan cirri-ciri kebijakan maksimum dan implikasinya.
a.
Ciri-ciri kebijakan
harga maksimum
Dalam pasar bebas, permintaan dan
penawaran akan menentukan tingkat harga yang berlaku di pasar. Harga yang yang
di tetapkan oleh pasar bebas itu adalah terlalu tinggi dan menimbulkan
implikasi yang buruk pada kegiatan ekonomi secara keseluruhan.atau sangat
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Cirri-ciri
kebijakan harga maksimum akan dapat dengan lebih jelas di lihat dengan
menggunakan gambar 6.8.
Tanpa
adanya campuran pemerintah keseimbangan akan tercapai pada E, di mana harga
dalam pasar bebas adalah sebesar P dan barang yang di perjual belikan sebanyak
Q, harga sebesar P di anggap pemerintah terlalu tinggi dan mendorong pemerintah
menjalankan kebijakan harga maksimum. Misalkan harga maksimum tersebut di
tetapkan pada Pm dan pada
Harga
tersebut jumlah yang di tawarkan para penjual adalah Q2 sedangkan
jumlah yang di minta pembeli adalah Q1. dengan demikian kebijakan
harga maksimum menimbulkan kelebihan permintaan sebanyak Q2Q1.
b.
Implikasi kebijakan
harga maksimum
Karena kebijakan maksimum
menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan seperti itu
berkecenderungan untuk menciptakan pasar gelap.yaitu kegiatan jual beli yang di
lakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum
yang di harapkan. Kalau semua barang yang tersedia di jual belikan kembali ke
pasar gelap maka harga akan mencapai P1.
pemerintah
tidak dapat menghindari kecenderungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat
di pandang dan tidak menemui sasarannya. Adalah lebih baik menentukan harga dengan mekanisme pasar karena dengan
cara demikian harga akan lebih rendah dari P1 (yaitu hanya mencapai
P) dan jumlah barang yang di perjual belikan banyak (yaitu sebanyak Q) kalau di
pasar gelap mencapai P1 maka pendapatan yang di terima oleh para
penjual di pasar gelap adalah sebesar Pm ABP1.
Cara untuk mengurangi pasar gelap adalah dengan
mengenakan hukuman atau denda yang berat pada pihak-pihak yang melakukannya.
Tindakan yang lain tidak terlalu drastis adalah melaksanakan penjatahan, yaitu
pembeli di perbolehkan membeli sejumlah tertentu saja dan jumlah ini adalah
kurang dari yang di inginkannya.
Kelebihan permintaan yang wujud adalah sebagai akibat
kebijakan maksimum akan terus menerus bartambah besar dari waktu kewaktu. Maka
dari itu pasar besar akan semakin meluas dan jurang antara harga pasar gelap
dan harga maksimum yang di tetapkan menjadi semakin besar.akhirnya keburukan
yang di timbulkan oleh pasar gelap adalah lebih besar dari kebaikan yang di
peroleh dari kebijakan harga maksimum. Akibat yang seperti ini akan mendorong
pemirintah untuk meninjau kembali kebijakan harga maksimum yang dijlankannya.
2.5 Pengaruh
pajak penjualan
Pajak penjualan adalah pajak yang
dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu jual beli keatas barang-barang
yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak penjualandikenakan
dalam bentuk suatu presentasi tertentu dari hasil penjualan. Misalkan, pajak
penjualan adalah 10% dari harga atau hasil penjualan. Pungutan pajak penjualan
akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh
barang-barang yang dikenakan pajak tersebut. Dalam analisis dapat ditunjukan bahwa pajak penjualan tersebut tidak
seluruhnya dibayar oleh pembeli. Sebagian dari pajak penjualan yang
dikenakan akan dipikul oleh para penjual. Pembagian beban pajak antara pembeli
dan penjual dinamakan insiden pajak atau
tax insidance. Analisis mengenai insiden pajak akan memberikan suatu
gambaran tentang besarnya proporsi pajak penjualan yang akan yang akan
ditanggung oleh penjual dan pembeli. Untuk menganalisis insiden pajak perlu
dilihat proporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual pada masing-masing
keadaan berikut.
·
Akibat elastisitas
permintaan yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan penjual.
·
Akibat elastisitas
penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan penjual.
a.
Insiden pajak dan
elastisitas permintaan
Untuk
melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengarruhi insiden pajak akan
dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang
dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana
permintaan adalah elastis dengan permintaan adalah tidak elastis. Keadaan
seperti itu akan ditunjukan dalam gambar 1.9 (i) menggambarkan insiden pajak
apabila permintaan elastis dan bagian (ii) menggambarkan keadaan apabila
permintaan tidak elastis.
GAMBAR 1.9
Insiden
pajak dan elastisitas permintaan
Q
|
T
|
(i)
Permintaan elastis
|
Q1
|
S
|
S1
|
S
|
S1
|
E
|
D
|
E1
|
D
|
O
|
A
|
P
|
P1
|
P
|
P
|
P1
|
P
|
A
|
O
|
Q
|
Q
|
S1
|
S1
|
S
|
S
|
D1
|
D1
|
E1
|
E
|
T
|
(ii) permintaan tidak elastis
|
Kasus
permintaan elastis
dalam
gambar 6.9(1)dimisalkan sebelum adanya pajak penjualan, kurva permintaan dan
penawaran berturut-turut adalah DD dan SS, Maka keseimbangan adalah pada titik
E dan keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga adalah P dan jumlah barang yang
di perjualbelikan adalah Q. Kemudian misalkan pemerintahan mengenakan pajak
penjualan sebanyak T. Akibat pajak penjualan ini kurva penawaran akan berubah
dari SS menjadi S,S, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan keseimbangan dari
E kepada
Dapat dilihat bahwa harga akan naik menjadi
dan jumlah barang yang di
perjualbelikan hanya mencapai jumlah
.
kalau dibandingkan harga sebeum
adanya pajak penjualan dan harga sesudah pajak tersebut dikenakan, uraian di
atas menunjukkan bahwa harga naik sebanyak
. ini berarti bahwa beban pajak
yang di tanggung konsumen hanyalah
dan selebihnya yaitu (T-
)= PA ditanggung oleh
penjua/produsen.
Kasus
permintaan tidak elastis
Dalam
gambar 6.9 (ii) dimisalkan sebelum pemerintah memungut pajak penjualan permintaan
dan penawaran adalah DD dan SS. Kurva penawaran SS pada gambar 6.9 (ii) adalah
sama dengan kurva penawaranpada gambar 6.9 (i). Akan tetapi kurva permintaan
lebih tidak elastis pada kurva
permintaan DD berdasarkan pemmisalan yang di buat keseimbangan permulaan adalan
pada titik E yaitu pada harga P dan jumlah barang yang di perjual belikan
adalah Q. Seperti pada gambar 6.9 (i) dimisalkan pemerintah mengenakan pajak
penjualan sebasar T dan akibatnya kurva penwaran bergeser dari SS ke
serta keseimbangan berubah daari E
menjadi
.
`Keadaan keseimbangan yang baru
menunjukkan harga telah naik menjadi
dan jumlah baarang yang di
perjualbelikan turun menjadi
. gambar 6.9 (ii) menunjukkan pajak
penjualan yang diayar konsumen adalah
dan produsen membayar senbanyak PA.
Dalam grafik jelas terlibat
P > PA yang berarti beban pajak
yang di tanggung konsumen lebih besar dari yang ditanggung oleh konsumen.
Kesimpulan
Dari
analisis di atas dapat di buat 2 kesimpulan penting berikut:
1.
Semakin
elastis kurva permmintaan semakin sedikit pajak yang di tanggung pembeli
Apabila kurva permintaan elastis
sempurna, maka seluruh pajak penjualan di bayar oleh penjual. Jika permintaan
tidak elastis sempurna, seluruh pajak penjualan di tanggung pembeli.
2.
Semakin
elastis kurva permintaan semakin sedikit barang yang di perjualbelikan
akibat pemungutan pajak oleh pemerintah
b.
Insiden
pajak dan elastisitas pesawaran
Untuk
melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua
keadaan keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan yang pertama kurva
penawaran adalah elastis dan pada keadaan kedua kurva penawaran tidak elastis.
Dalam kedua keadaan tersebut dimisalkan kurva permintaan tetaap sama. Insiden
pajak yang ditunjukkan dalam gambar 6.10 dibuat berdasarkan pemisalan ini.
Kasus
Penawaran Elastis
Terlebih
dahulu akan kita perhatikan keadaan dalam gambar 6.10 (1), yaitu untuk melihat
corak insiden pajak apabila kurva penawaran bersifat elastic. Sebelum ada pajak
penjualan kurva penawaran adalah SS, kurva permintaan adalah DD dan berdasarkan
kedua kurva tersebut keseimbangan dicapai di titik E. Yang menujukkan harga
adalah P dan jumlah yang di perjualbelikn adalah Q. Seterusnya misalkan
pemerintah mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Ini mengakibatkan kurva
penawaran bergeser dari SS menjadi
dan sekarang keseimbangan dicapai di titik
. Harga naik menjadi
dan jumlah barang
yang diperjualbelikan berkurang menjadi
. Dengan demikian dari pajak
penjualan sebanyak T yang dibayar
pembeli adalah
sedangkan selebihnya yaitu
ditanggung penjual.
Kasus
Penawaran Tidak Elastis
Gambar
6.10 (ii) menujukan corak insiden pajak apabila kurva penawaran tidak elastic
sedangkan kurva permintaan DD adalah sama dengan permintaan dalam gambar 6.10
(i). sebelum dipungut pajak penjualan kurva penawaran adalah SS maka
keseimbangang tercapai pada E dan keseimbangan ini menujukan bahwa jumlah
barang yang diperjualbelikan Q unit pada harga sebanyak P. pajak penjualan
sebesar T telah menggeser kurva penawaran ke
dan keseimbangan yang baru adalah
. Jumlah barang yang
diperjualbelikan berkurang menjadi
. mengenai insiden pajak, keadaan
yang di gambarkan dalam gambar 6.10 (ii) menujukan bahwa dari
GAMBAR
1.10
S1
|
P
|
Insiden pajak dan elastisitas penawaran
P1
|
Q
|
S
|
E1
|
D
|
S1
|
S
|
D
|
E
|
T
|
(i)Penawaran elastis
|
O
|
Q1
|
Q
|
P
|
A
|
Q
|
S
|
E1
|
D
|
P1
|
P
|
A
|
O
|
Q1
|
Q
|
S1
|
S
|
D
|
E
|
T
|
S1
|
(ii)Penawaran tidak elastis
|
Pajak penjualan sebesar T, sebesar P
ditanggung oleh pembeli
dan sebaliknya, yaitu PA ditnggung olaeh penjual.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap
keadaan yang ditunjukkan dalam gambar 6.10 dapat disimpulkan dalam dua hal
berikut.
a.
Semakin
elastic kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akn ditanggung
pembeli. Seluru beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran
bersifat elastis sempurna. Sebaliknya seluruh beban pajak ditanggung penjual
apabila kurva penawaran bersifat tidak elastis.
b.
Pajak
penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin elastic
kurva penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
2.6 EFEK SUBSIDI PEMERINTAH
Untuk melihat bagaimana subsidi
dapat member manfaat kepda pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama
seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentu saja bentuk
analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah
pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang
ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak
penjualan karena subsidi dapat menuirunkan harga. Sampai di mana besarnya
keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung
kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku. Gambar 6.11 dan Gambar 6.12
dapat di gunakan untuk mengetahuinya.
GAMBAR 1.11
S
|
Efek subsidi dan elastisitas permintaan
P
|
P1
|
P
|
A
|
O
|
E
|
D
|
R
|
S1
|
E1
|
D
|
Q
|
Q1
|
S
|
S1
|
(i)permintaan elastis
|
Q
|
P
|
P
|
P1
|
A
|
O
|
Q
|
Q1
|
Q
|
E1
|
E
|
R
|
D
|
S
|
S1
|
S
|
S1
|
D
|
(ii)permintaan tidak elastis
|
SUBSIDI
DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Dalam
gambar 6.11(i) dimisalkan sebelum ada subsidi tingkat keseimbangan ini
menunjukan harga adalah P dan jumblah barang yang di perjualbelikan adalah Q.
Subsidi sebesar R akan bergeser kurva
penawaran dari SS menjadi S₁S₁
dan keseimbangan bergeser pula kepada E₁.
Sekarang harga adalah P₁
dan jumlah barang yang di perjualbelikan Q₁.
Dengan cara yang sama,analisis terhadap
keadaan pada gambar 6.11 (ii) akan menunjukan bahwa subsidi sebesar R
akan akan menyebabkan harga turun dari P kepada P₁.dan
jumlah barang yang akan diperjualbelikan akan meningkat dari Q menjadi Q₁.
berdasarkan analisis ini,kesimpulan yang dapat dibuat mengenai subsidi adalah:
·
Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi
yang akan diperoleh penjual.
·
Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah
barang yang diperjualbelikan.
SUBSIDI
DAN ELASTISITAS PENAWARAN
Gambar
6.12 menunjukan pengaruh elastisitas penawaran kepada bagian subsidi yang di
terima pembei dan penjual. Terlebih dahulu diperhatikan Gambar 6.12(i) dan
dimisalkan keseimbangan permulaan adalah pada tingkat E dimana harga adalah P
dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Misalkan jumlah subsidi
pemerintah adalah sebesar R dan ini menyebabkan kurva penawaran bergeser
menjadi S₁S₁
dan keseimbangan yang baru adalah E1. Berarti, harga telah turun
menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan telah naik
menjadi Q1.
(i)penawaran elastis
|
P
|
P1
|
A
|
O
|
Q
|
Q1
|
Q
|
E1
|
E
|
R
|
S1
|
S
|
S1
|
D
|
P
|
D
|
S
|
Q
|
P
|
P1
|
A
|
O
|
Q
|
Q1
|
E1
|
E
|
R
|
S1
|
S
|
S1
|
D
|
P
|
D
|
S
|
(ii)penawaran tidak elastis
|
Dengan cara yang sama, berdasarkan
kepada gambar 6.12 (ii) padat di tunjukan bahwa
subsidi sebesar R akan menurunkan harga dari P kepada P1 dan
jumlah barang yang diperjualbelikan
meningkat dari Q menjadi Q1.Berdasarkan analisis ini, dapat
disimpulkan bahwa:
·
Semakin elastic penawaran,semakin kecil
bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
·
Semakin elastic penawaran, semakin
banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1.Analisis
dengan menggunakan teori permintaan dan penawaran akan dapat membantu memahami
peristiwa-peristiwa ekonomi dalam masyarakat dan fakto-faktor yang menimbulkan
keadaan yang berlaku. Dalam bab ini akan di perhatikan hal-hal berikut: (i)
masalah sector pertanian dalam jangka panjang dan jangka pendek, (ii) beberapa
kebijakan pemerintah di sector pertanian,dan (iii) efek pajak penjualan dan
subsidi kepada keseimbangan permintaan dan penawaran.
2.Dalam
jangka panjang,di Negara-negara,perkembangan sector pertanian dipengaruhi oleh
dua factor berikut: (i) walaupun pendapat meningkat dengan pesat,tetapi
permintaan terhadap permintaan terhadap barang pertanian sangat lambat
peningkatannya;dan (ii) teknologi di sector pertanian berkembang dengan pesat
dan meningkatkan produktivitas.Kedua factor tersebut menyebabkan semakin
sedikit penduduk yang bekerja di sector pertanian dan harga barang pertanian
berkembang dengan lambat.
3.Permintaan
dan penawaran barang-barang pertanian yang bersifat elastis. Oleh sebab itu
dalam perubahann dalam permintaan dan penawaran akan menimbulkan (i) fluktuasi
harga yang sangat tinggi, dan (ii) fluktuasi pendapatan petani yang sangat
besar
4.Masalah
di sector pertanian menimbulkan implikasi yang buruk kepada taraf kemakmuran
penduduk yang menjalankan kegiatan di sector tersebut. Disamping itu perkembangan pendapatannya jauh
tertinggal dengan penduduk di sekto lain. Untuk mengatasi persoalan ni
pemerintah Negara maju melakukan berapa bentuk campur tangan yang bertujuan
mengstabilkan harga,menstabilkan dan meningkatkan pendapatan para petani.
Kebijakan tersebut adalah (i) membatasi produksi pertanian,dan(ii) melakukan
campur tangan dengan jual bali hasil pertanian. Campur tangan hasil jual beli
dalam pertanian meliputi tiga langka berikut: (i) mengstabilkan haraga pada
harga keseimbangan melalui hasil jual beli hasil pertanian,(ii) menetapkan
haraga minimum, dan (iii) memberikan subsidi kepada petani.
5.
Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi harga jual dilakukan diluar sector
pertanian. Contohnya adalah kebijakan pemerintah membatasi tingkat sewa
rimah(di Negara maju) dan membatasi harga sesuatu barang (seperti harga
bensin). Kebijakan menekan harga ini dinamakan kebijakan harga maksimum.
Apabila tidak dikendalikan atau diatur dengan baik,kebijakan harga maksimum
dapat menimbulkan pasar gelap.
6.Disetiap
perekonomian pemerintah akan memungut cukai penjualan dan member subsidi.
Kedua-dua kebijakan pemerintah tersebut akan mempengaruhi keseimbangan pasar
dari barang yang harus membayar pajak penjualan atau menerima subsidi. Sebagai
akibat pajak penjualan,harga meningkat dan jumlah barang yang diperjualbelikan
berkurang. Kenaikan harga akan ditanggung bersama,yaitu oleh penjual dan
pembeli dan dinamakan beban pajak. Subsidi akan menurunkan harga dan menambah
kualitas barang yang di jual. Subsidi akan dinikmati bersama, yaitu oleh
penjual maupun pembeli.
izin copy mas bro
BalasHapusthank's for yur shered..
BalasHapusfor that i hope you can ext publish..
burung ciblek
resep kue bawang
contoh kata pengatar
mas gambarnya kok tidak kelihatan ya
BalasHapusgambarnya bug.... aduh !!
BalasHapussebagai tambahan referensi terbaru Makalah Teori Permintaan, Penawaran Dan Keseimbangan Pasar
BalasHapusmas gambarnya bisa di share ga yah ???
BalasHapus